“ditepian kota itu (p)enak”

10 December 2015

Tradisi "Makmegang", Tradisi Tolak Bala Warga Aceh Selatan


Setiap daerah mempunyai tradisi dan budayanya sendiri. Tak terkecuali dengan kota Aceh Selatan. Banyak hal baru yang saya temui ditempat ini, terlebih masalah budaya dan adat istiadatnya. Ada yang mirip ritualnya tetapi beda namanya, bahkan ada yang berbeda sama sekali. Sebagai contoh prosesi penyembelihan hewan kurban yang telah saya posting sebelumnya.
Para Teungku, tokoh agama dan pemangku adat sedang berdoa di makam sesepuh desa
Hari kemarin, Rabu 9 Desember, kalau kota lainnya sedang sibuk dengan Pilkada serentak, di aceh selatan justru serasa hari keluarga. Aceh salah satu daerah khusus keistimewaan sehingga tak melaksanakan Pilkada. Kegiatan ini bukan piknik, melainkan tradisi "makmegang", sebuah tradisi tolak bala warga aceh. Tradisi ini jatuh pada hari rabu terakhir dibulan sapar. Kalau dijawa disebut "rabu pungkasan". Teungku (Kyai) memimpin doa yang dilaksanakan di pinggir pantai karena kebetulan makam "sesepuh warga Lhok Aman Kecamatan Meukek berada di pinggir pantai.
Sebagian anak anak asik bermain di pantai pada saat makmegang
Acara doa pada tradisi ini adalah dilakukan oleh teungku, tokoh agama dan pemangku adat setempat, ada juga sebagian warga yang mengikuti acara doa. Sehingga, Warga desa Lhok Aman silih berganti datang ke pinggir pasie (pantai) Lhok Aman karena tidak terikat harus wajib mengikuti prosesi ritual doa.
Warga Desa Lhok Aman berkumpul bersama keluarga

7 December 2015

Selamat Hari Guru !


Oktober, bulan ke 3 berada di pulau seberang, pulau yang tidak sempat terbayangkan sebelumnnya bisa merasakan kehidupan di kota ini. Daerah yang terkenal dengan legenda tapak tuan sebagai ibukota kabupatennya. Aceh selatan, kota yang kurang lebih 8 jam dari pusat ibukota Banda Aceh. Memberikan apa yang dipunya untuk berbagi dengan anak-anak di ujung negeri adalah salah satu motivasi berhijrah dan mengikuti program SM3T. SMK Negeri 1 Meukek, sekolah yang umurnya belum genap kepala dua adalah tempat tugas saya dikota ini. Sekolah yang berdiri sejak tahun 2008 dengan jumlah murid kurang lebih 150 orang.
Ada satu hari peringatan di bulan oktober yang istimewa dalam dunia pendidikan. Hari ulang tahun PGRI dan Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 Oktober setiap tahunnya. Tahun ini merupakan kali pertama merasakan hari guru sebagai guru. Pada kesempatan ini, bekerja sama dengan guru pendamping osis, membuat sebuah seremonial peringatan di hari guru, yang ditahun-tahun sebelumnya belum dilaksanakan. Anggota Osis diberdayakan sebagai pelaksana kegiatan, dengan tujuan mengajarkan siswa, mempersiapkan dan melatih tanggungjawab dengan bekerja sama antara satu murid dengan murid lainnya.
Upacara di halaman sekolah
Setelah persiapan beberapa hari, pagi itu nampak ada yang berbeda di tanggal 25 Oktober dibanding tahun-tahun sebelummnya. Upacara bendera dilanjutkan dengan peringatan hari guru. Paduan suara dengan arahan teman guru seperjuangan Pak Jihan membawakan Hymne guru dan lagu guruku tersayang membuat suasana berbeda di antara kicauan burung yang bermain di atap gedung sekolah. Peringatan ini juga ada pengumuman guru favorit pilihan siswa yang telah dilakukan polling pemilihan di hari-hari sebelummnya.
Penyerahan bingkisan kepada guru favorit
Bersabungan, berjabat tangan
Bersalaman kepada guru-guru sembari membagikan bunga
Dia akhir acara, ada penyerahan kue dari perwakilan osis untuk guru-guru yang diterima kepala sekolah. Sebagai penutup acara, murid-murid berjabat tangan dan memberikan simbolis bunga kertas kepada seluruh jajaran guru SMK Negeri 1 Meukek.
Berfoto bersama Kepala Sekolah, dan siswa SMK N 1 Meukek
"Selamat hari guru para pahlawan, pahlawan tanpa tanda jasa dan bintang kehormatan. Semoga tetap mendidik dan mengispirasi murid murid di indonesia". 

Copyright © #ndesolicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com