“ditepian kota itu (p)enak”

24 December 2013

Ketemu Juga Sekar Langit meeen

Minggu 22 desember 2013 tepat dengan suasana musim penghujan yang tidak bisa diperkirakan begitu saja turunnya hujan kamu mempunyai hajat besar, nyari bidadari meen. Jauh jauh hari merencanakan blusukan nyari curug pun telah terjadwal, bersama apri, hendi, hendri, imas, pakdhe, singgih dan topik. Tujuan blusukan ini adalah ke curug sekarlangit, yang berada di daerah grabag, magelang.
Rencana ngumpul jam 7 pun ngaret, yo biasa, nek gak pake ngaret ki malah do gumun, aku we yo ngaret haha :D. Yang dapet onta di tempat ngumpul pastinya mereka semua kecuali aku singgih dan topik. Maklumlah omahku wetan dewe, dan singgih dan topik trah kulon (wates dan sekitarnya) jadi nunggu ketemuan di daerah jembatan muntilan. Tepat jam 8.30 kami mulai menguntir gas meninggalkan kota jogja. Sampai di tempat ketemuan trah kulon sekitar pukul 10, ternyata mereka ngapusi, gara gara kata otw yang bisanya disalah artikan oke tunggu wae, mereka berdua masih asik dirumah, kene wis tekan magelang padahal, woo lha nunggu 1 jam.
Berbekal dengan penasaran air terjun yang dilegendakan sebagai cerita joko tarup kami mulai ekspedisi blusukan. Arah rute yang kami ambil adalah tuku bensin sik di pom magelang,mbuh daerah e ngendi haha. Kami berbekal gps maps mobile ala kadarnya dan nama daerah dusun dalangan, desa pandeyan kecamatan ngablag, grabag magelang. Daripada tanya air terjunnya gak pada tau mendingan tanya alamat meen, ini sudah teruji dan terbukti :D
Dari pom tersebut (pom bar jembatan munthilan pokoke, kiri jalan) kami arahkan motor kami menuju magelang dan menuju arah kopeng. Sampai di pertigaan (arah kopeng) ambil kanan. Dan ternyata si hendi dan apri kecer dari rombongan, mereka berdua malah ambil jalan arah lurus ke kota. Singkat cerita wis ketemu wae ngono ya mereka, sui masalahe, ngenteni 30 menitan mereka sampai di pertigaan arah kopeng. Maklum mereka ber-karisedenan BG (Plaat motor) asal Palembang lho ndess. Dari pertigaan arah kopeng tersebut, silahkan nurut jalan berliku liku aja sampai ke daerah pakis, emm belasan kilo meter kalo gak salah dari pertigaan tersebut.
Pertigaan arah kopeng

Dan sampailah didaerah pakis, rehat sholat dulu, berhubung jam juga sudah masuk waktu dhuhur, sambil ngetus mantel, lha udane rodo awet. Berbekal instruksi bapak yang ditemui di pom magelang tadi, “kalo sudah ketemu daerah pakis, silahkan menuju ke pasar ngablag dulu mas, terus tanya ke darah dalangan, desa pandeyan”. Oke pak, saya ingat pesan anda, disekitar masjid kami tanya, dan pasar ngablag yang kami cari kurang lebih 4 km lagi. Jalan yang berliku dan licin adalah tantangan tersendiri ketika menaiki dan menuruni setiap tikungan. Yang biasanya nikung,pasti wis ahli, nikung pacare?yo mbuh nek kui hhaha. Akhirnya sampai dipasar ngablag, “malu bertanya sesat dijalan” itu pathokan wong jowo meen, ojo isin takon, wis bakale ketemu :D . Hasil yang didapat, dari pasar tersebut sekita 500 meter akan menemui gapura selamat jalan magelang silahkan ambil kiri, jalan gang masuk kampung. Oh meen, pemandangannya encees, seperti gambar waktu SD dulu, kita menggambar gunung 2 dan di tengahnya ada jalannya, realita ternyata. Karena takjubnya dengan pemandangan, terceletuk kata “jalan jalan meen” seperti acara di sebuah tivi. Itu lho acara yang awalnya cuma di yutub tapi terus ada stasiun tivi yang mau menyiarkannya.

Masjid didaerah Pakis

Jalannya naik-naik kepuncak gunung 

Disuguhi pemandagan seperti ini dikanan dan kiri jalan

Pemandangan yang begitu indah dan perkebunan kobis menghiasi di kanan kiri jalan, para petani sedang memanen kobis dan ada sebagian yang menaikkan ke truk. Tak terasa sampai pada pertigaan, daripada kesasar mending tanya,hhaha alesan iki :p dan desa dalangan ternyata masih 7 km lagi, acer-acernya menemui mie ayam ceker. Oke semangat jalan jalan meeen, joko tarub meen, dapet jodo bidadari meeen :p . Singkat perjalanan, mie ayam tersebut ketemu bersandingan dengan plakat obyek wisata air terjun sekar langit.
sejenis tugu pathokan, sudah sampai di kawasan wisata

Tiket masuk dan parkir ber 8 itu 40 rb, jadi per orang HTM 4 rb dan parkit 2rb, nek ra salah lhoo haha. Dan gapura pun telah menyambut kami, jalan setapak bercorblok kami lewati, jalan jalan meeeen. Ternyata banyak pasangan yang sedang tadabur alam, apa cewek itu bidadari?ahh semoga saya juga dapet bidadari ditempat ini hhaha.

Gapura tiket masuk
akses jalan yang sudah cor blok
walau sedikit ada tanjakan meeen..

Jembatan meen, itu jembatan yang bisanya buat njemur selendang bidadari meen?sepertinya sudah dekat dengan air terjunnya. Dannn….jebreeet meeenn

seperti cover album boy bend meen :D

yaaak ini...

Konon disini joko tarup mengintip bidadari dan mengambil selendang bidadari tersebut, tapi mana bidadarinya?ooh bidadarinya sudah di pegangi pasangannya masing masing ditempat itu (do pacaran) haha.
yaaak ini...sekar langit meeen

Terima kasih teruntuk imas yang telah mentraktir tiket masuk dan makan mie ayam ceker, meskipun cekernya habis. Setelah dirasa cukup akhirnya kami mulai melangkah kembali kejogja, rute yang kami ambil berbeda dengan rute pada saat berangkat, rute ini mengambil arah secang. Jalan lebih cepet lewat secang, tapi secara pemandangan asik melewati arah kopeng-pakis.



Banyak hal yang bisa saya petik dari blusukan kali ini, tsahhh haha. Alam menyimpan sejuta keindahan yang kita tak ketahui tempatnya. Jalan jalan meeeen.... :D

23 December 2013

"Candi Abang" Bukit Teletabisnya Berbah

Minggu, 15 Desember 2013 minggu yang rencananya pengen mancal bersama temen temen rumah. Tapi apa daya, rencana malam hari yang telah disusun itu pun gagal lantaran tetangga ada sripah/yang meninggal. Po yo meh do ngepit nek tangga we ada sripahan, gak too?nah kui, pit-pitan ki fleksibel wae :) . Rencana yang semula ingin mencari jalan tembusan kedungpring menuju ke piyungan berganti menjadi menyinggahi bukit teletabis di daerah berbah sleman. Emang ada? yoo ada, itu namanya candi abang..
Bersama opang dan wahyu kami meluncur dari rumah yang berposisi di sitimulyo, sepeda diarahkan menuju ke utara, lewat jalan bintaran, turunan pencu menyusuri kali opak. Melewati dusun bintaran, akhirnya menemui juga situs payak yang dari dulu belum kesampaian tau seperti apa situs tersebut. Cuma kecil sih, tapi yo jenengen cagar budaya, pastinya dirawat. 
Setelah menyusuri kali opak, bintaran dan telah tiba di jalan raya jogja-wonosari, tepatnya di sebelah puskesmas piyungan (payak). Kemudian sepeda kami arahkan menuju timur sampai menemui SPBU kanan jalan (kalo dari arah barat) atau samping masjid at-taqwa payak, masuk jalan gang seberang masjid atau ambil kiri. Menuyusuri jalan yang diapit sawah dan pedesaan kami arahkan sepeda kami keutara kurang lebih 4 km. Lurus terus, nanti akan menemui pertigaan tapi tetep arahkan ke utara sampai akhirnya nanti ketemu perempatan, dari perempatan tersebut belok kanan, terlihat di samping jalan anda akan menemui gunung yang menjulang, mana candinya meen...drung ketook ndess.. Dari perempatan tersebut kurang lebih 1 km ada plakat arah candi abang/goa sentono, nah masuk saja..susuri jalan nanti akan dihapakan pada jalan yang ngrusak motor, karena jalannya licin dan bebatuan.
Akses jalan ini juga bisa ditempuh melalui perempatan sampaan (timur kidsfun). Kalau ambil rute ini, silahkan ambil kiri ketika di perempatan sampaan, ke utara terus sampai menemui tugu di tengah jalan (tugu opo yoo,sebenrang jalane ketoke bank BPD, nek ra salah hehe) . Dari tugu tersebut ambil kiri, dan arahkan perjalanan anda menuju timur, bablas terus wae masss, nanti ketemu kuburan yang kata warga kalo malam serem dan ada mitos mitos tersendiri. Nantinya juga sama, ketemu diperempatan barat candi yang tadi saya bicarakan kalo lewat payak.
Setelah jalan terjal menghadang kami, akhirnya sampai juga, Bukit teletabis meeen, ....




Sesampainya disana, ternyata juga ada pengunjung lainnya yang menikmati keindahan alam sing pacaran yo okeeh, pas merapi ketok wudele meen :D

model : opang haha


Ada yang tanya, mana candi abang nya?duuh jawab opo yoo "candinya kurugan (tertimbun) lemah abang mas, makanya dinamai candi abang" hhaha


 Yang mau gulung gulungan disana via navigasi bisa dilihat posisi  coordinat S7°48.624' E110°28.098'


9 December 2013

Candi Ijo "Tanjakan yang tak masuk akal"

Minggu, 9 Desember 2013 bersepeda ke candi ijo yang terletak di daerah sambirejo, prambanan. Candi tersebut katanya candi tertinggi di daerah Yogyakarta. Entah gosip atau kenyataan membuat saya ingin mencicipi tanjakan tersebut. Yaa idep idep membuktikan dan bisa buat cerita ke teman-teman.
Berawal dari keinginan teman teman rumah pengen pada bersepeda di akhir musim liburan sekolah, iseng iseng mengajukan planning gowes bareng ternyata pada setuju. Plan awal adalah ke curug pulosari, dan ke candi ijo. Kedua tempat tersebut langsung mentah, karena jaraknya lumayan jauh bagi yang punya hobi gowes dadakan. Pertama mengunjungi candi tersebut pada masa SMP, entah saking polosnya atau jiwa petualang yang besar, dari daerah dinginan, sumberharjo, prambanan kami jalan kaki sampai ke candi ijo tersebut. Sekelas lho, po ra edan hhaha

Masih pada unyu unyu :D

Yap bermula dari penasaran dengan tanjakan bila dirasakan dengan menaiki sepeda berujung pada hari minggu pagi, saya bersama opang dan mas poniran (bapake rendi) pun meyatakan siap menjajal rute tersebut. Jam menunjukkan pukul 6.45 kami mulai mengayuh sepeda. Memulai perjalanan dari desa kami, pagergunung, sitimulyo yang berada di selatan kidsfun. Sepeda kami kayuh melalui jalan wonosari ke timur, sampai di daerah kabregan ( Bank BPD ) kami ambil kiri melalui rute mandungan yang jalur alternative menuju jalan piyungan prambanan. Sampai di perempatan munggur kami arahkan sepeda kami kearah utara sampai menemui RSUD Prambanan.
Setelah menemui RSUD prambanan, ambil gang sebelah utara RSUD tersebut, kemudian kami arahkan sepeda ke arah timur. Lupa lupa ingat denga rute yang pernah saya lalui, alhasil hanya mengayuh kearah timur sampai menemui bapak bapak yang sedang lep sawah (lep = mengairi sawah).
ngeeeng, rodo alus dalane 

Kami menemui bapak-bapak yang sedang lep sawah tersebut persis di perempatan, alhasil kami disarankan ke arah utara terus sampai menemui jalan besar ( jalan tembusan sorogedug). Di persimpangan jalan sorogedug kami bingung. Dari pada keblasuk, akhirnya tanya lagi, dan kami dihadapkan oleh dua pilihan yang sulit, kata bapaknya “ameh dalan sing apik ning nanjak po dalan elek tapi yo nanjak?” duuh pak podo podo le nanjak? “sing penak mawon pak”, “yow is, kui ngetan wae, mengko eneng bengkel neng sor talok njur belok kiri”. Ngeeeeng.. dan telah melewati bengkel beserta taloknya, kami dihadapkan pada dua persimpangan, tanya lagi ke bapak bapak yang lep sawah, kebetulan hari minggu merupakan hari yang selo buat bapak bapak lep sawah. “kui mas nurut dalan iki wae, tapi yo nanjake koyo ngono, dijajal wae”. Jebreeet.. perkataan bapake we koyo ngono.. penasaran..dan tak jauh dari kami bertanya, sudah dihadapkan pada tanjakan lumayan encess tanjakane koyo ngene, kuat mancal sih kuat tapi paling mung pegel kempolmu nek tanjakane koyo ngene :D
rintangan pertama, tanjakan maut watu walik

rintangan berikutnya

Saya kira itu hanya tanjakan satu satunya yang dibicarakan warga, namun sepanjang perjalanan hanya tanjakan yang kami temui meen… kebetulan rute yang kami ambil melewati dusun watu walik > watu cilik > mlakan > langkap desa sambirejo, prambanan. Maklum rute yang kami ambil adalah rute yang beda saat saya pertama naik dengan anak anak SMP. Kalau rute ini malah tembusannya, jalan diatas candi ijo, sedangkan rute bersama teman SMP adalah menuju candi (dibawah candi). Di perajalan yang ditemui hanyalah tanjakan, sampai mas poniran (bapake rendi) sampai meh mutung pengen pulang wae, lumyanlah seperti beliau yang punya sepeda baru tapi test drive lumayan dhuwur :D

ngluruske kempol sik mas :D

watu walik done, saatnya watu cilik, nanjak meneh 

Sesekali bertemu warga pasti kami tanyakan “taksih tebih mboten candi ijo niku?” “walah mas cerak kok, munggah terus nganti ketemu gapura,njur belok kiri”. Jangan percaya pada kata kata “cerak”, cerak bagi warga sekitar itu jauh bagi kita lhoo, sumpah :/ .

jare bapake cerak, tapi duuh ijeh 2 kilo pak 

sampai di ancer ancer selamat datang dusun mlakan

Derita yang kami rasakan adalah dikit dikit menuntun sepeda kurang lebih tanjakan sepanjang 3-4 KM menuju puncak, tak lepas dari perjuangan tersebut bakalan disuguhi candi didepan mata yang berada dipucuk gunung, dannnnnn…..

mas poniran (bapake rendi) ambegan sik mass

dalane ra umum nanjake (ketok le ra nanjak)

gelem ra gelem kudu dituntun lek :D

Sekitar 2 jam 15 menit dari kami start (6.45) kami telah sampai di tempat yang orang bilang candi ijo tersebut. Foto foto yaaa haruss, tapi baru opang yang foto, saya mau foto tak sempat karena dimarahi bapak penjaganya yuang sudah naik pitam :D. Yo pantes marah, lha wong sudah dipalangi tapi tetep wae tak trobos demi bisa foto sepeda dengan background candi :D

si opang sempat berfoto sebelum diuber uber penjaga :/

2 sepeda yang melanggar aturan candi :D

Mungkin hanya 5-10 menit kami berada di area candi tersebut. Hal yang ditunggu-tunggu adalah menuruni tanjakan tersebut. Yeaahhh meluncurr meen, tapi…Cuma 10 menitan, kira kira kalo pake speedometer bisa melaju sampai 60 KM/jam :D. inilah kebebasan tanpa beban, bisa berseluncur menuruni tanjakan dengan sepeda tanpa mengayuhnya :D 

4 December 2013

Elektronika Industri - Transduser

SK : Mengoperasikan Rangkaian Elektronika Terapan
KD : Menjelaskan Konsep Dasar Transduser Dalam Elektronika Industri

A.      Pengertian Tranduser
Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain dengan adanya perubahan listrik. Bagian masukan dari transduser disebut sensor, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain. Kita mengenal ada enam macam energi, yaitu : radiasi, mekanik, panas, listrik, dan kimia serta magnetik.


Gambar 1. Perumpamaan transduser pada tubuh

Alasan  mengapa  energi  listrik  yang  berupa  arus  atau tegangan listrik merupakan pilihan yang paling banyak digunakan antara lain :
1.      Energi listrik paling  mudah untuk di-manipulasi, artinya mudah diatur dan dirubah baik  dari segi bentuknya, frekuensinya, maupun kegunaannya.
2.      Energi listrik mudah untuk disimpan atau jika dalam bentuk analog akan di simpan dalam baterai dan jika bentuknya adalah digital akan disimpan dalam memori.
Perbedaan antara sensor dan transduser adalah sensor masih membutuhkan komponene lain untuk menghasilkan sinyal tegangan keluaran, sedangakan transduser tidak memerlukan komponen lain untuk mengeluarakan sinyal tegangan. Contoh transduser yang banyak kita jumpai adalah speaker, microphone.

Gambar 2. Gambaran umum masukan–keluaran transduser
B.     Klasifikasi Tranduser
Transducer  dapat  diklasifikasikan  berdasarkan  cara  pengubahan  energy sinyal keluaran atau berdasarkan bidang pemakaian, dan dibagi menjadi:
  1. Transduser Aktif (Active  Transducer)  adalah  jenis  transducer  yang  mampu  menghasilkan energy listrik sendiri, contohnya : foto sel, termokopel dan lain-lain. Contohnya : Termokopel : Ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.
  2. Transduser Pasiif ( Passive Transducer ) adalah jenis transducer yang memerlukan catu daya (power supply) eksternal untuk dapat  bekerja, contohnya : Thermistor, Fototransistor dan lain-lain. Contohnya : Thermistor : Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah
C.      Pemilihan  Tranduser
Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
  •  Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.
  • Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan- keluaran yang linier.
  • Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh factor-factor lingkungan.
  • Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama.
  • Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
  • Harga : Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.
D.     Linieritas Transduser
Linieritas adalah kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan- keluaran yang linier. Linieritas merupakan suatu sifat yang penting dalam suatu transduser. Bila suatu transduser adalah linier, maka bila masukan menjadi dua kali lipat, maka keluaran menjadi dua kali lipat juga. Hal ini tentu akan mempermudah dalam memahami dan memanfaatkan transduser tersebut. Selain memiliki sifat linier, transduser juga mempunyai sifat ketidaklinieran.
Ketidaklinieran  setidaknya  dapat  dibagi  menjadi  dua,  yaitu ketidak-linieran yang diketahui dan yang tidak diketahui. Ketidaklinieran yang tidak diketahui tentu sangat menyulitkan, karena   hubungan   masukan–keluaran   tidak   diketahui. Seandainya transduser semacam ini dipakai sebagai alat ukur, ketika masukan menjadi dua kali lipat, maka keluarannya menjadi dua kali lipat atau tiga kali lipat, atau yang lain, tidak diketahui. Sehingga   untuk   transduser   semacam   ini,   perlu   dilakukan penelitian tersendiri untuk mendapatkan hubungan masukan–keluaran, sebelum memanfaatkannya.
Adapun untuk ketidaklinieran yang diketahui, maka transduser yang memiliki watak semacam ini masih dapat dimanfaatkan dengan menghindari ketidaklinierannya atau dengan melakukan beberapa transformasi pada rumus-rumus yang menghubungkan masukan dengan keluaran. Contoh ketidaklinieran yang diketahui misalnya: daerah mati (dead zone), saturasi (saturation), logaritmis, kuadratis dan sebagainya. Perinciannya adalah sebagai berikut :
1.    Daerah mati (dead zone) artinya adalah ketika telah diberikan masukan, keluaran  belum ada. Baru setelah melewati nilai ambang  tertentu,  ada keluaran yang proporsional  terhadap masukan.

Gambar 3. Daerah mati (dead zone)
2.    Saturasi   maksudnya   adalah,   ketika   masukan  dibesarkan sampai nilai tertentu, keluaran tidak bertambah besar, tetapi hanya menunjukkan nilai yang tetap.
Gamba 4. Saturasi (saturation)
3.    Logaritmis, maksudnya adalah – sesuai dengan namanya – bila masukan bertambah besar secara linier, keluarannya bertambah besar secara logaritmis.
Masukan
keluaran
10
1
100
2
1000
3
4.     Kudratis, maksudnya adalah  sesuai dengan namanya  bila masukan bertambah   besar   secara   linier,   keluarannya bertambah besar secara kuadratis
Masukan
keluaran
1
1
2
4
3
9
Pada kondisi riil, transduser yang linier dalam jangkau yang luas sangat jarang ditemui. Bahkan banyak transduser yang memiliki sifat tidak linier yang merupakan gabungan dari beberapa sifat tidak linier. Oleh karena itu, perlu kiat-kiat yang tepat untuk memanfaatkan fenomena tersebut.

Elektronika Industri - Konsep Dasar Sensor

SK : Mengoperasikan Rangkaian Elektronika Terapan
KD : Menjelasakan Konsep Dasar Sensor Dalam Elektronika Indsutri

A.    Pengertian Sensor
Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.
Sensor merupakan komponen yang digunakan untuk mendeteksi suatu besaran fisik  menjadi besaran listrik sehingga dapat  dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Hampir seluruh peralatan elektronik yang ada mempunyai sensor didalamnya. Pada saat ini, sensor tersebut telah dibuat dengan ukuran sangat kecil. Ukuran yang sangat kecil ini sangat  memudahkan pemakaian dan menghemat energi. Sensor merupakan bagian dari transducer yang berfungsi untuk melakukan sensing  atau  merasakan  dan  menangkap  adanya  perubahan  energi eksternal yang akan masuk ke bagian input dari transducer, sehingga perubahan kapasitas energy yang ditangkap segera dikirim kepada bagian konvertor dari transducer untuk dirubah menjadi energi listrik. Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan.

B.     Jenis Sensor
1.      Sensor Cahaya
a.       Fotovoltaic atau sel solar atau surya sell
Fotovoltaic atau sel solar atau surya sell adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada  sinar  matahari  penuh.  Sel  fotovoltaic  adalah  jenis tranduser sinar.

Gambar 1. Pembangkitan tegangan pada Fotovoltaic



Gambar 2. Cahaya pada sel fotovoltaic menghasilkan tegangan

b.      Fotokonduktif
Sensor jenis foto konduktif bekerja atas dasar perubahan nilai resistansi akibat intensitas cahaya matahari. Sel-sel fotokonduktif (photoconductive cell), juga disebut tahanan cahaya (photo resistor) atau tahanan yang bergantung cahaya yang bisa dikenal dgn LDR (light dependent resistor), dipakai luas dalam industri dan penerapan pengontrloan di laboratorium. Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila intensitas cahaya yang mengenai permukaan alat ini kurang (gelap) maka tahanan/nilai resistansi alat menjadi tinggi. Ketika permukaan terkena intensitas tinggi (terang) maka nilai tahanan turun pada tingkat harga yang rendah.

c.       Fotodiode/Dioda foto dan Photo Transistor
       Fotodiode merupakan sambungan P-N yang dirancang untuk beroperasi bola dibiaskan dalam arah terbalik. Ketika energy cahaya dengan panjang gelombang yang benar jatuh pada sambungan fotodiode,maka arus akan mengalir di dalam sirkit eksternal. Komponen ini dapat diidentikkan sebagai pembangkit arus, nyang arusnya sebannding dengan intensitas cahaya.
Sama halnya dioda foto, maka transistor foto juga dapat dibuat sebagai sensor cahaya. Teknis yang baik adalah dengan menggabungkan dioda foto dengan transistor foto dalam satu rangkaian.
   – Karakteristik transistor foto yaitu hubungan arus, tegangan dan intensitas foto
   – Kombinasi dioda foto dan transistor dalam satu chip
   – Transistor sebagai penguat arus
   – Linieritas dan respons frekuensi tidak sebaik dioda foto
  
2.      Sensor Suhu
Ada 5 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :
a.       Thermocouple
Thermocouple ditemukan oleh Thomas Johan Seebeck tahun 1820. Tegangan keluaran emf (elektro motive force) thermokopel masih sangat rendah, hanya beberapa milivolt Thermocouple terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda jenisnya disambungkan  dan  dilebur  bersama membentuk  sambungan, dimana  terdapat  perbedaan  yang  timbul  antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi  yang berfungsi  sebagai  pembanding. Ujung sambungan merupakan ujung yang digunakan untuk pengukuran  dan ujung yang satunya merupakan ujung yang dijadikan sambungan referensi. Apabila ujung yang dipersatukan tersebut dipanaskan maka pada kedua ujung yang terbuka akan terdapat beda potensial, yang besarnya sebanding dengan besarnya suhu pada ujung yang dipersatukan. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuran dengan sambungan referensi harus muncul agar thermocouple dapat bekerja sesuai fungsinya. Thermocouple berfungsi  sebagai  sensor  suhu rendah  dan tinggi, yang digunakan  pada proses industri baja, gelas dan keramik yang lebih dari 30000 °F.
Gambar 3. Konstruksi Termocouple

Prinsip kerja dari thermocouple adalah jika  salah  satu bagian  pangkal  lilitan dipanasi,  maka pada kedua ujung penghantar  yang lain  akan  muncul  beda potensial  (emf). Thermokopel  bekerja  berdasarkan perbedaan  pengukuran. Oleh karena itu jika untuk mengukur  suhu  yang tidak diketahui, terlebih dulu harus diketahui tegangan pada suhu referensi (reference temperature). Bila thermokopel digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi maka akan muncul   tegangan (suhu pengukuran).  Tegangan  sesungguhnya  adalah  selisih antara suhu referensi dan suhu pengukuran yang  disebut net voltage (Vnet).
Thermocouple sangat cocok digunakan dalam sistem deteksi dan sebagai alat ukur yang bekerja pada suhu yang relative tinggi seperti pada ketel uap, pengecoran logam,dll.

b.      Detektor Suhu Tahanan / Resistant Temperature Detector (RTD)
Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan adalah tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan perubahan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten melalui pendeteksian tahanan. Semakin  tinggi  suhu,  resistansinya semakin besar. Bahan yang sering digunakan RTD adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. RTD dapat digunakan sebagai sensor suhu yang mempunyai ketelitian 0,03 °C dibawah 500°C dan 0,1 °C diatas 1000°C.



 


Gambar 4. Konstruksi RTD
Prinsip Kerja dari sensor ini adalah Bila RTD berada pada suhu kamar maka beda potensial jembatan adalah 0 Volt. Keadaan ini disebut keadaan setimbang. Bila suhu RTD berubah maka resistansinya   juga   berubah  sehingga   jembatan   tidak   dalam   kondisi setimbang.  Hal ini menyebabkan adanya beda potensial  antara titik A dan B. Begitu juga yang berlaku pada keluaran penguat diferensial.
RTD memiliki keunggulan dibanding termokopel yaitu:
1.      Tidak diperlukan suhu referensi
2.     Sensitivitasnya cukup tinggi, yaitu dapat dilakukan dengan cara mem-perpanjang kawat yang digunakan dan memperbesar tegangan eksitasi.
3.      Tegangan output yang dihasilkan 500 kali lebih besar dari termokopel
4.      Dapat digunakan kawat penghantar yang lebih panjang karena noise tidak jadi masalah
5.     Tegangan keluaran yang tinggi, maka bagian elektronik pengolah sinyal menjadi sederhana dan murah.
Aplikasi penggunaan sensor RTD dalam kegiatan indsutri adalah untuk pengontrolan temperatur di line fuel gas (pipa berbahan
bakar gas). Hal ini ni diperlukan pengontrolan (pengendalian) temperatur agar suhu yang ada pada pipa tersebut selalu dalam keadaan stabil.
c.       Thermistor
Thermistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per °C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi/hambatan listrik yang berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil resistansi.  Thermistor  dibentuk  dari  bahan oksida  logam  campuran, kromium, kobalt, tembaga, besi atau nikel.

Gambar 5. Konstruksi Thermistor
1)      Positive Temperature Coeffisient (PTC)
Positive Temperature Coeffisient (PTC) disebut juga Thermistor, dan namanya bisa diartikan Koefisien Temperatur Positif jadi bergantung pada temperatur positif. PTC ini termasuk dalam kelompok Resistansi yang variabel. Signal output yang dihasilkan oleh PTC ini adalah resistansi atau tahanan. Nilai tahanan besar bila koefisien temperatur naik/semakin panas dan nilai tahanan kecil bila koefisien temperatur turun. Kegunaan dari PTC thermistor ini sebagai contoh adalaha untuk over current protection.
2)      Negative Temperature Coeffisient (NTC)
Negative Temperature Coeffisient (NTC) disebut juga thermistor. Akan berubah nilai resistansinya apabila terjadi perubahan temperature untuk perubahan temperatur sama seperti PTC namun jika NTC perubahannya panasnya ke arah kecilnya resistansi. Nilai tahanan kecil bila koefisien temperatur naik/semakin panas dan nilai tahanan besar bila koefisien temperatur turun. Fungsi dari Thermistor adalah pelindung rangkaian dari lonjakan arus yang tiba-tiba tinggi. Fungsi utama dari NTC thermistor ini khususnya untuk melindungi komponen dioda jembatan dan capasitor

Gambar 6. Komponen PTC dan NTC

d.      Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah 200 °C), tetapi menghasilkan output yang sangat linear di atas rentang kerja.
IC yang sering digunakan adalah IC LM35. IC ini berfungsi untuk mengubah suhu menjadi  tegangan tertentu yang sesuai dengan perubahan suhu.

Gambar 7. Konstruksi LM35
Prinsip Kerja IC LM35 adalah tegangan keluaran rangkaian bertambah 10 mV/0C. Dengan memberikan tegangan referensi negatif (-Vs) pada rangkaian, sesor  ini mampu  bekerja pada  rentang  suhu -550C –  1500C. Tegangan  keluaran dapat diatur  0 V pada suhu 00C dan ketelitian sensor ini adalah ± 10C.

e.       Thermostat
Thermostat terbuat dari sebuah jalur bimetal, yaitu 2 buah logam yang berlaian dan mempunyai koeefisien panas yang berbeda serta diletakkan menjadi satu jalur. Pada ujung-ujung dari logam tersebut teradapat sebuah kontak dengan fungsi untuk membuka dan menutup jalannya arus yang mengalir pada rangkaian.
Penggunaan thermostat ini aplikasinya adalah pada setrika. Thermostat akan mengatur panas pada setrika dengan cara apabila elemen tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan, maka elemen panasnya mulai memanas. Kontak-kontak saklarnya berada diujung dari lempengan thermostat itu menjadi panas dan logam-logamnya memuai dengan kecepatan yang berbeda maka salah satu logam akan melengkung sehingga akan membuka saklar kontak. Akibatnya rangkaian listriknya menjadi terbuka dan setrikannya mulai dingin. Saaat setrika menjadi dingin lempengan itu kembali ke posisi yang normal. Logam-logammnya akan kembali ke posisisnya yang normal dengan demikian akan menutup saklar sehingga rangkaian akan tertutup kembali. Proses membuka dan menutup ini akan berlangsung secara terus menerus selama setrika ini dipakai.

Gambar 8. Cara kerja bimetal pada thermostat

Perbandingan sensor thermocouple, RTD, thermistor dan IC

Gambar 9. Tabel perbandingan sensor suhu

3.      Sensor Tekanan
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik.  Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan ukuran kawat berubah dan mengubah tahanannya.
Pressure  Switch atau sensor tekanan berfungsi untuk mendeteksi tekanan pada suatu bidang  atau tekanan dalam pipa  atau tabung, Pressure   Switch  terdapat  beberapa  jenis  sesuai  dengan  media  yang  hendak diukur,  ada Pressure switch  air,  udara,  oli, dan steam atau uap panas, gambar diatas  adalah  Pressure  switch  udara.  Cara kerja  Pressure  switch  yaitu  ketika lubang  masukan mendapat  tekanan  hingga  melebihi  batas  pengaturan atau setting  maka Pressure switch  akan bekerja  dan kontak didalamnya  akan bekerja dari  on ke off. Salah  satu pemakaiannya  yang sering  kita  jumpai  adalah  pada mesin pompa air dirumah kita untuk menghidupkan dan mematikan pompa, atau pada mesin kompresor yang terdapat pada tukang tambal ban apabila udara dari kompresor sudah penuh maka kompresor akan mati dengan sendirinya.
a.       Tabung Bourdon
Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti kumparan sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada kumparan. Kumparan yang digunakan  adalah kumparan CT  (center tap), dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka induktansi pada salah  satu  kumparan bertambah  sementara  induktansi  pada kumparan yang lain berkurang. Kemudian pengubah sinyal berfungsi untuk mengubah induktansi magnetik yang timbul pada kumparan menjadi tegangan yang sebanding.

Gambar 10. Konstruksi Tabung Bourdon


b.      LVDT (Linear Variabel differential Transformer)
Selain  digunakan  sebagai  sensor tekanan  LVDT  juga  bisa  diaplikasikan untuk sensor perubahan posisi dan untuk mengubah induksi magnetik LVDT menjadi listrik

Gambar 11. Konstruksi LVDT
Apabila  tekanan dalam  tabung bertambah, maka tabung akan bergerak menyusut dan bila tekanan pada tabung berkurang, maka tabung akan bergerak mengembang. Pergerakan tabung tersebut  akan membuat inti LVDT akan tertekan dan tertarik ujung tabung sehingga LVDT akan menghasilkan nilai induktansi magnetik.
4.      Sensor Gaya
a.       Bonded Strain Gauge

Gambar 12. Konstruksi Bonded Strain Gauge
Susunan kawat tahanan  di dalamnya  berliku-liku sehingga  memudahkan pendeteksian   terhadap  gaya  tekanan  yang  tegak  lurus   dengan  arah panjang lipatan kawat, karena tekanan akan menarik kabel sehingga meregang.  Akibatanya kawat tahanan akan mengalami perubahan fisik yang panjang dan diameternya menjadi berubah. Dengan  meregangnya  strain   gauge,  maka  terjadi   perubahan resistansi kawat.
Berdasarkan prinsip kerja maka strain gauge banyak digunakan pada
a.       Detektor ban berjalan
b.      Detektor berat pada proses industri
c.       Pengukuran regangan jembatan
d.      Pengukuran regangan belt conveyor

5.      Sensor Ultrasonik (sensor jarak tipe DT-sense usirr)
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini  menghasilkan  gelombang  suara  yang  kemudian  menangkapnya  kembali  dengan perbedaan waktu sebagai  dasar  penginderaannya.  Perbedaan waktu antara  gelombang suara  dipancarkan  dengan  ditangkapnya  kembali  gelombang  suara  tersebut  adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun tekstil.
.

Gambar 13. Sensor Ultrasonik

Gambar 14. Sistem kerja Sensor Ultrasonik
6.      Proximity Switch
Merupakan sensor yang mendeteksi keberadaan dari suatu objek tanpa melakukan kontak fisik. Sensor proximity adalah sensor untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu obyek. Cara kerja sensor ini adalah pada saat bagian depan sensor tersebut terkena benda logam contohnya besi dengan jarak tertentu sesuai  dengan tipe dari  sensor tersebut maka sensor akan bekerja  dan kontak yang ada didalamya akan hubung. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi  penginderaan  pada  objek  yang  dianggap  terlalu  kecil  atau  lunak  untuk menggerakkan suatu mekanis saklar. Dalam dunia robotika, sensor proximity seringkali digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu garis pembimbing gerak robot atau lebiah dikenal dengan istilah Line Follower Robot, juga biasa digunakan untuk mendeteksi penghalang berupa dinding atau penghalang lain pada robot.
Jenis sensor proximity switch terdapat 2 macam, yaitu Inductive Proximity Sensor dan Capacitive Proximity SensorInductive Proximity Sensor adalah peralatan sensor yang diaktifkan oleh objek logam. Capacitive Proximity Sensor adalah sensor yang diaktifkan oleh material konduktif ataupun non konduktif, seperti kayu, plastik, cairan, gula, tepung, ataupun gandum.

Gambar 15. Sensor proximity
7.      Photo Sensor
Photo Sensor atau sensor cahaya yang berfungsi  untuk mendeteksi benda padat yang melintas didepanya baik itu kayu, logam, karet dll. Cara kerja sensor  ini amatlah sederhana, ketika sensor tertutup cahayanya oleh suatu benda padat maka sensor tersebut akan bekerja sehingga kontak yang ada padanya  akan  terhubung.  Sensor ini  umumnya   digunakan  untuk  mendeteksi material masuk atau keluar pada suatu mesin tertentu.

Gambar 16. Photo Sensor

8.      Sensor Magnet/Reed Switch
Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Cara kerja dari sensor  ini adalah ketika ada medan magnet mengenai bagian depan sensor, maka sensor akan bekerja sehingga menghubungkan kontaknya, medan magnet ini terdapat dari bagian dalam cylinder sebelah atas dan bawah kemudian posisi  sensor nempel  dengan badan cylinder  pada saat cylinder  bergerak naik atau turun maka akan ada medan magnet yang mengenai reed switch.
Gambar 17. Sensor Magnet

9.      Sensor Putaran/Velocity (RPM Sensor)
Sensor ini dikenal dengan nama Tachometer. Tachometer biasanya merupakan magnet permanen DC generator kecil. Jika generator berotasi, akan menghasilkan tegangan DC yang proporsional langsung terhadap kecepatan. Tachometer seringkali dipasang ke motor untuk mengindikasikan putaran sebagai masukan pengendali  (Controller).
Dewasa ini dikembangkan pengukur kecepatan sistem digital menggunakan piringan bercelah  yang disambung para poros motor. Putaran cel ah yang disensor menggunakan sensor cahaya akan menghasilkan pulsa yang dapat diproses lebih lanjut oleh pengolah digital.



Copyright © #ndesolicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com