“ditepian kota itu (p)enak”

12 June 2018

Tradisi Buka Bersama Warga Lhok Aman Aceh Selatan

Berhubung momennya bulan puasa, postingan blog kali ini adalah tentang tradisi buka bersama warga Lhok Aman, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan. Ya.. masih tentang sesuatu yang berbau SM3T, karena cerita tetang SM3T saya anggap belum tuntas. 
Momen buka puasa di Gampong saya, Lhok Aman merupakan buka puasa yang istimewa. Mengapa istimewa? karena buka puasanya hanya dilaksanakan sekali saja selama bulan puasa. Kukira sih buka puasa bakalan setiap hari, kayak di kampung halaman, tapi ternyata tidak. Maklum berharap seperti itu, hidup bersama teman lainnya sampai hidup mandiri menyiapkan masakan sendiri sehingga berharap ada buka puasa adalah menghemat pengeluaran hehe. Oiya kalau buka puasa di sana biasanya masak ala kadarnya, tak ada spesial dengan menu setiap hari yang tak jauh dari tempe goreng sambel dan biasanya tumis kangkung. Dekat dengan laut seharusnya mengkonsumsi ikan laut segar, tetapi karena goreng ikan itu menghabiskan banyak minyak goreng jadinya males. Tapi ya berkah puasa itu sering dikirimi lauk dan nasi dari murid dan tetangga, kadang pun diundang buka bersama keluarga murid di rumahnya. Tapi kalau masak ya palingan sekalian masak buat sahur, masak untuk porsi dua orang.
Proses pemotongan hewan kambing
Kembali mengenai tradisi buka bersama tadi, mengapa cuma satu kali? Pada saat itu buka bersama dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2016. Setelah melihat tanggalan di 2016, saya cocokan antara hitungan masehi dan hitungan hijriah, ternyata menurut hitungan tahun hijriah, tanggal 27 juni 2016 adalah tanggal 21 Ramadhan. Kalau di kaitkan dengan tradisi jawa, ada beberapa tempat pada tanggal tersebut (21 Ramadhan) dilaksanakan kenduri atau genduren "selikuran". Maksudnya kenduri yang dilaksanakan pada tanggal 21 Ramadhan.
Mesin pemarut kelapa yang nantinya parutan kelapa untuk membuat santan
Acara buka bersama di Gampong Lhok Aman melibatkan seluruh warga. Persiapan dan masak-masak pun dilaksanakan oleh pemuda, bapak-bapak dan ibu-ibu. Seolah kaya makan besar, menyembelih kambing, ayam dan itik. Jadi pada saat buka bersama nanti warga tinggal membawa nasi dan makanan ringan sebagai camilan. Penyembelihan kambing, ayam dan itik dilakukan oleh para pemuda dan bapak-bapak, sedangkan yang bagian masak adalah kaum ibu-ibu. Semua dilaksanakan diarea masjid. Kalau istilahnya jawa "kabeh guyup rukun dadi siji" ditempat itu.
Para pemuda kebagian memotongi daging kambing dan ayam untuk dimasak menjadi gulai
Setelah mendekati waktu buka bersama, Tengku memberikan ceramah. Oiya Tengku itu adalah sebutan untuk kiayi masjid disitu atau kalau pernah lihat dinama-nama tulisannya Tgk. Tengku beda dengan Teuku, kalau Teuku itu lelaki keturunan kerajaan, kalau yang cewek itu Cut.
Oke kembali ke persiapan buka bersama hehe. Warga yang lainnya membawa nasi dan rantangan lengkap lauk dan kue-kuenya, sedangkan saya hanya membawa satu nasi yang diwadahi ditempat makan berlabel anti pecah dan jika pecah bisa dituker kembali, hehe.. Gulai kambing dan ayam maupun itik tersebut sudah diplastiki perporsi, jadi saat buka bersama tidak antri mengambil dan semua juga kebagian.
Duduk bersama bapak-bapak saat menunggu waktu berbuka puasa
Begitulah tradisi buka puasa bersama di gampong Lhok Aman, Gampong dimana saya tinggal selama setahun di Aceh Selatan, sampai jumpa di artikel selanjutnya..

Copyright © #ndesolicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com