“ditepian kota itu (p)enak”

19 February 2014

"Yuan dan Oki" Dua Bolang yang Mengantar ke Grojogan Sewu

Kamis, 13 februari 2014, tepat sehari sebelum terjadi erupsi kelud terjadi, merupakan puncak dimana kepenatan sejumlah mahasiswa tingkat akhir yang beberapa kali di php dosen. Alhasil, celetuk hasrat refreshing pun kian mencuat. Seperti yang sudah sudah, kalo acara dadakan itu malah gampang jadinya. Tujuan pun belum terpikirkan, searching... dan singgih yang notabene orang kulonprogo pun mempunyai pilihan tujuan, yaitu grojogan sewu didaerah girimulyo. Hanya tau gambar sekilas dari layar, kita pun mengiyakan tempat tersebut. Sisi kefeminiman asni harus berubah, dia harus pulang dan ganti rok, imas dan dimas pulang mengisi perut. Akhirnya setelah bedug dhuhur kefrustasian akan segera terhapuskan.
Rute perjalanan ini di dimulai dari kampus karang malang, kebarat menyusuri jalan godean dan ke arah girimulyo, kulonprogo. Lebih tepatnya perempatan kenteng (nanggulan) ke arah barat mendaki perbukitan menoreh di kulonprogo.
hampir terlindas, laba-laba raksasa ini menyebrang jalan
Seperti yang tidak kami perkirakan, rute mulus datar, tapi setelah melewati perempatan kenteng tersebut, siap gak siap harus melewati tanjakan maut. Pergantian joki pun dilakukan, karena jiwa ngegas perempuan kurang begitu maksa, asni angkat tangan,dan digantikan bogenk.
Grojogan sewu terletak di dusun beteng, jatimulyo, girimulyo, kulonprogo. Secara koordinat terletak di posisi S7°45.154’ / E110°08.117’. Kalo ngikut jalan gede tadi, berarti arahkan kendaraan ke tujuan goa kiskendo/kokap/waduk sermo.
plang jalan, ambil arah rute kokap/waduk sermo
Anda akan melewati hutan pinus dipertigaan jalan arah kokap dgn samigaluh, dari pertigaan ini tidak jauh kok, tapi hati hati yap, petunjuk grojogan sewu hanya kecil di balik pos kampling.
plang jalan hampir tidak kelihatan kalo dari arah girimulyo, plang warna merah tertutup oleh pos kampling
Akses jalan pun belum begitu baik, mungkin setelah wisata ini ramai diperbincangkan, semoga jalan diperbaiki. Setelah sampai di parkiran (masjid) kami disambut oleh dua bolang yang senang melihat kedatangan kami. Mereka adalah si yuan dan si oki. Dengan sedikit rayuan gombal, kami pun diantar oleh mereka berdua. Jalan licin, karena menerobos hutan, akan terasa beda kalo nyepedaan melewati rute ini, tapi yo edan saja melewati tanjakan girimulyo tadi,haha
arah petunjuk yang ndrongkrok dibiarkan begitu saja
menuju ke lokasi, jalan setapak
petunjuk yang kurang bersahabat dengan alam, mosok dipaku dipohon :(
Setapak demi langkah kami lewati, suara gemuruh airpun semakin dekat..
haap, lewati gunung, lewati lembah
Dan inilah air terjun yang dimaksud, ini yang namanya grojogan sewunya girimulyo. Alami, natural opo meneh yoo adem...
grojogan sewu, grojogan tingkat
inilah air terjun grojogan sewu yang dimaksud
Awalnya mereka berdua gak mau difoto, tapi berhasil juga difoto.
si kedua bolang (yuan dan oki) yang mengantar sampai ketempat
Perjalanan ini menyisakan tragedi tersendiri, sandal milik basir kintir (hanyut) tapi mbuh dia terlalu sugih opo pekok, lha wong gak kintir bablas, mung berhenti kena batu kok tanpa pikir panjang yang pasangan satunya dilempar ke pepohonan :D
pelaku blusukan, dengan sedikit tutorial, yuan menjadi photografer kami :D
tragedi sandal kintir
Yang kami khawatirkan adalah nasib dua bolang tadi, ikut adus disana ki dimarahi orangtuanya gak, sambil jalan pulang dengan kepolosan mereka. Terimakasih yuan dan oki, tetap jaga warisan wisata dusun beteng :D

Alam menyimpan sejuta keindahan yang tak kita ketahui tempatnya.

4 February 2014

Ada yang "Usil" di Rute Embung Nglanggeran Lewat Petir

Awal Februari, ya.. tepatnya tanggal 1 februari 2014 cerita sepedaan dengan misi embung nglanggeran akan dimulai. Aktor sepedaan kali ini adalah si opang, bedun, riyon dan ketambahan si imas. Singkat cerita sabtu pagi, dari ketiga temen rumah yang paling bersemangat adalah si bedun. Bagaimana tidak, saat sudah masuk waktu subuh saja dia sudah sms, wahaha koyo pacare nguggah-nguggah le turu. Yo karang dia punya tanggungan, masalahe wonge ngajak tangga deso, ngomonge mancal jam 6 tiit.
Kecemasan dan kemangkelan terjadi saat si riyon belum pulang dari glidhiknya (kerjo). Dia sampai rumah jam 7:30, po ra ngoyot le ngenteni, padahal si imas sudah berangkat dari rumahnya (gedongkuning) sekitar jam 6 dan sampai di titik nunggu (spbu tegalyoso) sekitar jam 6:30, hhaha sing sabar yoo. Karena ra kanthi le nunggu, kancane bedun tadi berangkat duluan. Akhirnya mancal sekitar pukul 8 pagi, rute  nglanggeran ini bukan melewati bukit bintang, melainkan melewati desa petir. Untuk menuju daerah petir, kami lewat payak hampir sama seperti rute ke candi abang. Hanya saja pada pertigaan kami belok ke kanan/ke timur bablas sampai nanti tembus ke perempatan munggur ( perempatan kelurahan srimartani). Nek gak tau ya lewat jalan wonosari, nah pertigaan lampu merah, kearah utara ( arah prambahan) nanti ke temu perempatan, nah itu tinggal belok kanan.
rintangan pertama, tanjakan yang membuat imas tepar 
Sudah memasuki daerah petir, dan seperti yang kami duga, tanjakan tanjakan yang ngawe ngawe dengkul itu sudah didepan mata. Baru tanjakan pertama saja kami harus nuntun sepeda. Korban dari tanjakan ini adalah si imas, karena kurang fit badannya adem panas, weteng mual dan pengen pup, mencari masjid yang ada kamar mandinya pun sulit, gelem ra gelem yo ditahan, haha.
tanjakan membuat kita nuntun
Kadang leren, kadang nuntun itu sudah biasa. Pada saat nuntun, saya mbarengi ibuk ibuk yang mau ke warung, sambil tonya tanya tentang daerah sekitar. Yang bikin kaget dari cerita ibu adalah sebuah wejangan “mangkeh mudhune lewat mriki malih nopo pathuk?ngatos ngatos mas nek lewat mriki, tikungan dhuwur masjid niko ganas, sok eneng sing usil mas”, dan saya pun menjawab “lewat pathuk kok buk mudhune, lho usil pripun buk?”..ibuk itu menjawab “lha wis dipangeri empring ngono we yo kadang eneng sing bablas mas,wingi rung sue cah cilik pit pitan koyo njenengan niku, bablas mudhun, sikile patah, kathoke mawon sing cementhel, badane bablas, dadine wudho ngono mas”…, “wah kok parah buk?ngantos cemanthel kathoke, bocahe bablas, hahaha, oh nggih buk nuwun, mangkeh lewat pathuk mawon, niku buk warunge?monggo buk, nuwun nggiih”…ibuk itu pun memberi salam perpisahan pada kami “iyo mas meh ten warung niku, ngatos ngatos mas”..
air terjun sungai musiman, kalau kemarau gak tau ada enggak airnya 
Cerita ini sebenernya penguat dari cerita imas, karena imas bilang, mase dan kawan kawannya belum lama ini juga menuruni rute petir ini, dan beberapa dari sepeda temennya, as dari rodanya sampai panas dan ada yang gak kuat, kemelus lah istilahe haha. Kemali ke imas, wis ketemu masjid yang ada wcnya pun juga sudah, tapi jarene ra gelem metu, wis atos haha. Jare wong jowo nek awake ngregesi gara gara keringet dingin ngono, nek bar gembrobyosh, njur awake entheng, tapi sebelumnya bakalan ngregesi rasane haha.
ujung rute petir, pertigaan di daerah ngoro-ngoro
Dan kami telah sampai pada ujung rute petir, daerah ngoro ngoro, daerah transmiter pemancar tivi. Rute ini adalah tembusan kalau lewat pathuk,perempatan radio GCD belok kiri. Di pertigaan ini, kami bertemu dengan temannya bedun yang sudah mancal dari tadi, katanya sudah sampai embung nglanggeran.
sempatkan poto sejenak
Dan akhirnya gunung api purba itu sudah nampak di depan mata. Tepat dibelakang saya berdiri, gunung api purba itu bercokol dengan bumi. Dan dititik ini, si riyon memutuskan untuk mengakhiri penjelajahan ini, bocahe semalem rung turu gegara jaga malem, dan sorenya berngkat jaga lagi. Akhirnya dia turun dewean.
sampai di gunung api purba
inilah riyon bocah kurang turu yang tumbang
akses jalan ke embung nglanggeran
Akses jalan ke embung nglanggeran belum diaspal. Embung ngalnggeran ini dekat kok dengan gunung api purba, kurang lebih 200 meteran. Untuk mencapai ke titik dimana yang disembut embung, kami harus ngendong sepeda ke atas, “duuh ngendong sepeda terus, kapan ngendong pacare mas?” kui kalimat sing asem banget, dioneke ngono jal oleh seseorang. Saat bersantai di gazebo atas, ternyata ada 2 orang yang gendong sepeda, dan ternyata dia juga se arah dengan kami, domisilinya adalah orang banguntapan, tapi dia berangkat dari pagi, ke mangunan dulu baru ke embung, duuh mas kempolmuu haha..
breeem,angkat sepedamu 
nampang sebentar
salah satu gasebo yang ada di embung
view embung nglanggeran
Jam sudah menunjukkan agak awan, bergegas meninggalkan wonosari untuk kembali ke piyungan, namun ada satu tujuan yang belum disinggahi, yaitu air terjun di sekitar nglanggeran. Mampir jajan soto yum jam dulu untuk memikirkan rute selanjutnya. Mbuh gara gara enaknya soto yu jum ato apa, tujuan air terjun pun di cancel, wis do ra kuat, do pengen balik. Okelah rapopo…
mampir jajan di warung soto yu Jam
Rute perjalanan ini adalah menempuh jarak sekitar  18 km dengan waktu tempuh 3 jam, sue yo?rapopo haha.. statistik perjalanan di sini, ee ternayata maps belum update, dan embung nglanggeran itu masih berbentuk alas/sawah.

Copyright © #ndesolicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com