“ditepian kota itu (p)enak”

20 November 2014

Menjemput Hujan di Embung Banjaroya Kalibawang

Kalibawang, Kulonprogo selain dikenal dengan daerah penghasil durian yang super lezat tapi juga menyuguhkan potensi alam yang tak kalah menarik dari daerah wisata lainnya di Kulonprogo. Potensi alam tersebut kini berasal dari obyek wisata embung banjaroya. Rabu, 19 November seolah kami menjemput hujan di embung tersebut. Bagaimana tidak, sampai disana kami disambut hujan dibarengi dengan suara petir yang cetar membahana hehe.. Bersama Singgih, Rizdam dan Ndaru layaknya anak kecil yang lagi suka hujan-hujanan. Awalnya hanya saya bersama singgih yang mau menyinggahi di tempat itu, namun saat ketemu dikampus Rizdam dan Ndaru kena bujukan juga hehe..
Embung Banjaroya,wiih ada durian montong hehe
Embung Banjaroya ini terletak di Dusun Tonogoro, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo. Untuk menyinggahi ke tempat wisata yang masih notabene baru ini dapat melalui jalur alternatif Kulonprogo-Magelang. Melewati jalan godean ke barat, sampai diperempatan Kenteng (Nanggulan) ke utara, kalau ke barat terus nanti ke air terjun grojogan sewu. Setelah belok kanan (arah utara) nanti akan bertemu perempatan dekso, nah dari perempatan tersebut ke utara (lurus) terus sampai di Rest Area Pasar Bendo. Di samping tulisan ini/tempat ini ada gang kecil masuk, nah masuk saja, ikuti jalan kurang lebih sekitar 5 KM. 
agak blur, le moto sambil jalan hehe, masuk disamping gang ini ya..
Untungnya saat sampai diparkiran, langsung makbress. Stop dulu main ke embungnya, bahaya kalau kita (tubuh manusia) berada didaerah yang lapang saat cuaca hujan dan petir yang berkelap-kelip. 
Baru sampai di parkiran langsung makbrees
Embung yang berada di Dusun Tonogoro, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang ini kalau secara GPS lokasinya berada di 7°39'32"S 110°14'7.62"E . Bisa kok dicek via gmaps.
niih..lokasi embungnya, tapi belum jadi hehe
Setelah hujan reda, akhirnya bisa main di sekitar embung yang memang masih sepi, pengunjungnya saja hari itu hanya kami berempat, tapi sempat ada pasangan yang sedang piknik nding, tapi gak lama langsung balik,hehe
embungnya masih seger, sehabis hujan, tapi airnya surut hehe
inilah embungnya..
Setelah dirasa cukup, dan keburu hujan lagi, akhirnya petualangan disudahi. Didaerah Kulonprogo, embung seperti ini bisa dijumpai di 3 titik menurut informasi, yaitu di samigaluh, di girimulyo dan di daerah kalibawang ini.
sampai jumpa, mungkin akan bilang seperti itu kalau hewan ini bisa ngomong hehe 
Menarik jika menikmati tempat wisata yang memang untuk berwisata melepas penat, bukan melihat manusia yang justru berjubel sebagai objek wisata yang hanya untuk kepentingan dokumentasi segala. Maksudnya, tempat wisata itu enaknya kalau dinikmati saat masih sepi, karena kita bisa lebih mendapatkan tujuan berwisata, bukan menikmati orang yang berwisata karena banyaknya orang yang mendatangi tempat tersebut.


10 November 2014

Nuntun Sepeda di Cino Mati

Nuntun sepeda?kedengarannya lucu, sepeda itu untuk dinaiki bukan untuk dituntun, tapi ya seperti itulah kenyataannya. Sabtu, 8 November 2014 kekonyolan nuntun sepeda itu terjadi, dilihat banyak orang bersepeda motor yang melancang sambil melirik dengan senyum seolah menertawakan. Kalau mereka ngomong, pasti bakalan ngomong “.. kurang gawean koe mas, nuntun pit lewat cino mati, hehe “
Ya..cino mati, tanjakan curam di rute wonolelo-dlingo. Cino mati adalah sebutan jalur alternative pleret-dlingo yang membelah pegunungan. Bagi sebagian orang yang berdomisili di dlingo, rute ini dianggap lebih menghemat waktu tempuh daripada lewat imogiri ataupun lewat jalan wonosari. Lantas kemana tujuannya kok pake nuntun sepeda melewati cino mati segala?emm…ke hutan pinus, mencari dinosaurus hehe.
Nah tujuannya adalah hutan pinus ini hehe
Hanya berdua, layaknya koyo wong pacaran, eh tapi nggak nding, hehe bersama bestson kami menyusuri jalur wonolelo sampai ke dlingo. Cukup dadakan persiapan ini, jumat siang baru merencanakan gowes mancal, malamnya pun baru fik ke hutan pinus, dan sabtu jam 6 rencana ketemuan di selatan terminal giwangan. Karena dadakan, checking sepeda luput dari pemeriksaan dan ban sepeda bestson pun gembos dan harus nunggu bengkel sepeda buka di pagi harinya untuk mengisi angin. Rencana ngumpul jam 6 pun molor. Tempat pun juga ikut berubah, awalnya di selatan terminal, tapi karena terlalu semangatnya atau apa, bestson malah sampai ke perempatan jejeran (perempatan bangjo selatan ringroad jalan imogiri timur), lebih tepatnya ketemuan akhirnya didepan kantor pos kecamatan pleret (perempatan tadi ke timur). Awalnya saya ngetem di sekitar terminal giwangan tapi berhubung situasi berubah, akhirnya saya nyusul bestson ke kantor pos kecamatan pleret. Berawal dari kantor pos ini, perjalanan diarahkan ke selatan, menyusuri desa wonokromo, bawuran dan ke wonolelo.
tanjakan pertama, pakae motor pun harus digas pol
Awalnya tanjakan demi tanjakan, tikungan bisa terlewati, tapi sampai ditanjakan ini, duh duh..rasane kemepyar, nuntun pun tak terhindarkan lagi. Saat instirahat di tanjakan ini pun melihat lalu lalang motor yang naik, terdengar suara aungan mesin motor yang berusaha melewati tanjakan ini. Bisa dibayangkan, tanjakannya?hehe..
nah dititik istirahat ditemui botol seperti ini, bisa di simpulkan?hehe
Tanjakan demi tanjakan terlewati, kadang nuntun kadang juga dikayuh, nuntun itu manusiawi kok, hehe… Sampai pada tanjakan terakhir, rehat sebentar sembari meluruskan urat syarat kempol yang sedikit terasa “makjegagik” hehe. Kalau diturut rute ini, nanti akan sampai didaerah dlingo, tepatnya di perempatan ringin besar, kalau ke kanan kearah imogiri/pinus, kalau lurus ke arah dlingo dan kalau ke kiri kearah pathuk. Kami arahkan belok kanan, karena tujuan kami adalah ke hutan pinus. 
tanjakan terakhir, leren sik, ngluruske kempol hehe
Di tengah perjalanan, tepatnya di pertigaan kami mampir ke warung, beli penganjal perut terlebih dahulu, belum sarapan hehe.. Ada yang istimewa di warung ini, es dawet yang dijajakan seharga 500 rupiah ini rasanya maknyust, gula jawa dengan sedikit rasa kopi, hehe..
es dawet rasa GoodDa* katanya bestson 
Dari pertigaan tadi kami mengambil arah kanan, kurang lebih 200 meter dari warung tadi hamparan hutan pinus pun telah tertata rapi. Yeeah akhirnya sampai juga.. 
eksis sik, dengan seadanya
kata dia, seolah olah foto dieropa.,,wusss
Hampir satu jam kami berpose dan memanjakan boyok untuk tiduran disini, setelah itu kami pun pulang. Rute perjalanan pulang adalah melewati pathuk, jalan wonosari. Ada hal yang seolah membuat kami bernoslagia ke masa kecil dulu, yaitu menemui jajanan pasar saat kami berhenti di warung untuk membeli bekal air. Apakah naman jajanan ini?saya pun lupa :D
nah ini jajanan sewaktu kecil dulu, lupa namanya apa
kalau dibuka bentuknya seperti ini
Bagi saya bersepeda itu bukan keharusan ataupun keterpaksaan. Bersepeda adalah sebuah kenyamanan dimana sarana untuk menghibur diri dan berolahraga.
nyaman adalah apa yang kita lakukan karena diri kita, bukan karena ikut-ikutan :D
Kita mempunyai cara sendiri-sendiri untuk menghibur diri kita masing masing, yang lagi suka naik gunung juga banyak, tapi saya nyaman dengan hal yang seperti ini.



Copyright © #ndesolicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com