Belakangan ini kebiasasan piknik ataupun blusukan seolah menjadi trend yang kekinian. Hiruk pikuk tempat-tempat yang view-nya keren menjadi daya tarik tersendiri untuk menyinggahi, bahkan hanya sekedar untuk berfoto dan menguploadnya di jejaring sosial. Mungkin jika kebiasaan seperti ini terjadi di generasi berikutnya, tempat piknik sudah bukanlah menjadi tempat piknik yang sedianya dapat melepas penat dengan bersua dengan alam, tapi manusia sebagai obyek di tempat piknik tersebut.
Jembatan gantung baru di daerah Gunung Kelir kecamatan Pleret Bantul yang menghubungkan dengan desa Bawuran adalah salah satu contoh tempat yang belakangan ini sedang naik daun. Jembatan baru ini terlihat kokoh membentang diatas sungai kini menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat piknik.
Jembatan yang menghubungkan daerah gunung kelir dengan bawuran |
Jikalau ingin mencoba menyinggahi jembatan yang lagi anget-angetnya ini, dapat melewati Jalan Imogiri timur, sampai diperempatan jejeran belok kiri. Pedomannya adalah mencari Pasar Pleret kemudian SMA N 1 Pleret. Perempatan pasar Pleret ambil yang arah timur atau SMA N 1 Pleret. Dari SMA N 1 Pleret tadi, lurus ke timur saja, nanti sampai menemui gapura Dusun Gunung Kelir. Nah jika sudah dibibir masuk Dusun Gunung Kelir, belok kanan melewati jalan gang pinggir sawah. Setelah menyusuri jalan pinggiran sawah, nanti akan ada pertigaan, di pertigaan tadi belok kiri. jembatannya sudah kelihatan. Secara koordinat jembatan ini berada di 7°52'19.1"S 110°24'46.2"E .
Perjalanan masih di selimuti kabut dengan pemandangan gunung Merapi |
Secara teritorial lokasi jembatan ini adalah di selatan pedesaan domisili saya (kurang lebih berjarak 5 Km). Hari Rabu pagi 4 Februari 2015, bersepedaan pagi dan sendirian pula ingin menjawab penasaran jembatan tersebut. Soalnya dulu pernah sepedaan di daerah Gunung Kelir tetapi justru tak menemukan jalan tembusan ke desa berikutnya karena buntu. Mungsuh paling berat sepedaan itu adalah ada tidaknya teman, kata mas wijna di blognya mblusuk.com .
Perjalanan kurang-lebih 15 menitan dari rumah, berangkat sekitar pukul 5.30 pagi, menembus dinginnya udara pagi dengan menyusuri pinggiran sawah. Menemukan jembatan ini ternyata harus pakai kesasar dulu, awalnya mbuntuti bapak-bapak yang nyepeda lengkap dengan peralatannya sawahnya kemudian tanya, ee tetap saja kesasar. Akhirnya tanya yang kedua kalinya, saya sampai di jembatan tersebut.
"lenggang" |
Menemui adik-adik yang sedang berangkat sekolah |
Masih cukup lengang keadaan jembatan tersebut, mataharipun masih malu untuk menampakkan, hanya sesekali warga yang lewat jembatan yang ingin memulai untuk beraktivitas.
Jembatannya bagus yah, tujuan jalan-jalan selanjutnya nih
ReplyDeletelumayan mas, bisa dijadikan destinasi sembari jalan-jalan kepinggiran kampung hehe
DeleteWah boleh nih gan.. makasih infonya ya..
ReplyDeletesama-sama gan, bisa dijadikan list jalan-jalan sore hehe
Deletekalau menuju kesitu naik motor bisa gak mas?
ReplyDeletebisa sekali, akses jalan juga cukup lebar, untuk roda 4 pun bisa, tapi kalau untuk roda 4 lewat jembatan tidak bisa hehe
Deletedisekitar tempat itu , ada spot yang lain yg layak dikunjungi tidak ya ... rencana bsk pagi mo kesana
ReplyDeleteBisa ke museum pleret mas, atau juga bisa ke makam seniman.
DeleteSyahdu banget kayaknya. Boleh dicoba nih kalo main ke Jogja :)
ReplyDeleteYaap kak. Boleh dicoba, sembari mengayuhkan sepeda, kesepian kota, menikmati pemandangan yang ada hehe
Delete