Setelah grojogan /
air terjun toundo marak dikunjungi, Piyungan seolah menjadi tujuan wisata dadakan dalam kurun waktu akhir-akhir ini, terlebih seperti dimusim penghujan awal tahun 2015. Siapa sangka aliran grojogan yang sedianya digunakan untuk irigasi tersebut beralih menjadi tempat obyek wisata. Sebagian didaerah Piyungan merupakan pegunungan, hampir di tiga desa/keluruhan terjatah daerah yang terletak di pegunungan. Seperti halnya di Dusun Jolosutro, Dusun yang berada diselatan piyungan kota ini berada dibawah pegunungan.
Jolosutro, siapa tak tahu tentang daerah ini. Jolosutro setiap tahunnya mengadakan tradisi kupatan Jolusutro. Tradisi yang masih dipegang erat oleh warganya. Kalau bertepatan dengan acara ini, kita akan menemui warga yang lalu lalang mempersiapkan acara dari lapangan depan SD Jolustro sampai dengan ke petilasan makam sunan Geseng yang berada didaerah dataran tinggi Dusun Jolosutro. Letak Dusun Jolosutro dapat diakses melalui jalan wonosari, sebelah selatan SMP 1 Piyungan.
|
Tagline baru, Piyungan kawasan Indsutri, sebelum memasuki daerah Jolosutro |
Hal lain yang bisa di temui di Dusun Jolosutro adalah keindahan alamnya. Ada satu spot yang menarik untuk di
eksplore lebih jauh, yaitu bendungan/kedung Muncen. Namanya seperti klub bola, tapi ya memang seperti itu namanya. Ketika tanya pemuda setempat malah menyebutnya Allianz Arena yaitu kandang dari Muncen atau Bayern Munchen klub sepak bola eropa tersebut.
|
Menjadi tempat bermain yang asik |
|
Lompat...byur |
|
Aliran bawah bendungan |
Awalnya hanya iseng, sekedar bertanya dengan teman SMP yaitu Titis atau nama keren sewaktu SMA adalah Kemproh yang notabene berdomisili di Jolosutro. Sepulang dari takziah guru SMP, kami mencoba mencari tahu keberadaan kedung muncen tersebut. Tapi yo ndak dicari nding, lha wong tempat itu merupakan tempat bermainnya kemproh sewaktu kecil. Setibanya disana, terlihat banyak anak-anak dan para pemuda sedang bermain air. Ketika tanya dengan salah satu pemuda yang ada disana yang juga teman kemproh, kami malah diajak mengunjungi beberapa Grojogan tersembunyi di daerah Jolosutro lainnya. Tempatnya agak masuk ke hutan, sehingga rutenya cukup menantang.
|
Kalau tidak ketutupan kabut, dari sini bisa melihat merapi dengan jelas |
Total ada 4 Grojogan yang kami temui didalam hutan, hanya saja saat itu beberapa hari tidak turun hujan, sehingga ada beberapa grojogan debit airnya sedikit. Grojogan tersebut pun memiliki sebutan nama beda-beda, tetapi saya lupa namanya hehe. Akhirnya pada hari selasa 10 Februari 2015 bersama kemproh mengulangi lagi perjalanan mencari grojogan di Jolosutro tersebut. Dimulai dari kedung muncen, terlihat ada sedikit air yang mengalir di sudut bendungan tersebut. Kemudian kami melanjutkan perjalanan, sekitar 200 meter dari bendungan tersebut, kami masuk hutan dan menghampiri beberapa grojogan yang pernah kami datangi.
|
Grojogan selanjutnya, kalau ini belum begitu masuk hutan |
|
Aliran Grojogan disela-sela bebatuan, seperti patahan batuan |
|
Entah asal-usulnya seperti apa, bebatuan ini cekung dan menjadi aliran air |
|
Grojogan berbeda jalur dengan air di batuan cekung tadi |
|
Grojogan Teratas namun debitnya tak sederas ketika beberapa hari hujan |
Menarik menjelajahi piyungan, masih banyak lagi spot-spot tersembunyi untuk di nikmati selama itu tidak merusak ekosistem alam. Mari Kunjungi Piyungan :)
0 comments:
Post a Comment