“ditepian kota itu (p)enak”

9 November 2016

Kudapati "Sesuatu" di SD Alue Keujrun Sara Baru

Sara Baru, salah satu tempat yang berkesan setelah Gampong Lhokaman selama pengabdian di Kabupaten Aceh Selatan. Sara Baru adalah nama sebuah Dusun di Gampong (Desa) Alue Keujrun Kecamatan Kluet Tengah Manggamat Kabupaten Aceh Selatan. Gampong yang tidak terjangkau sinyal seluler, karena memang daerahnya berada jauh dari tower-tower BTS (Base Transmission Station). Meski hanya beberapa jam ditempat itu tanpa signal seluler, namun kenyamanan begitu terasakan.
Groufie bersama teman-teman SM3T dan Murid SD Alue Keujrun Sara Baru
Tepatnya ditanggal 30 Mei 2016, saya bersama teman-teman, yang juga keluarga seperantauan di Kabupaten Aceh Selatan, tergabung dalam SM3T Universitas Negeri Malang Angkatan V mengadakan program kegiatan "Berbagi Donasi" untuk murid-murid yang berada di SD Alue Keujrun. Sekolah yang hanya satu-satunya berada di Sara Baru, sehingga jika anak-anak sudah lulus SD mereka harus merantau dari Sara Baru untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah yang letaknya kurang lebih ditempuh dua jam dengan menyusuri sungai ke arah hulu dengan menggunakan stempel (sebutan perahu bagi warga sekitar). Stempel adalah satu-satunya alat transportasi  yang dapat digunakan untuk menuju ke Sara Baru. Transportasi air tersebut maksimal hanya bisa diisi dengan 9 orang penumpang, itupun sudah termasuk dengan pengemudinya. Pengalaman yang tak terlupakan bisa sampai ke tempat itu dengan menggunakan stempel yang sewaktu-waktu bisa terbalik jika penumpang banyak gerak atau pengemudinya salah memilih jalur aliran air yang mengalir.
Perjalanan menggunakan stempel menyusuri sungai Lawe Melang
Sang istri selalu setia menemani Pak Ali Hanafiah 
Berangkat pagi membersamai Pak Ali Hanafiah yang juga sebagai Kepala Sekolah SD Alue Keujrun bersama sang istri menjalani aktivitasnya menyusuri sungai Lawe Melang. Bagi warga sekitar Lawe Melang memiliki arti Air Besar karena rata-rata memiliki lebar sungai 15-20 meter. Kurang lebih 2 jam diatas stempel kami telah sampai di dermaga Sara Baru, meskipun tak nampak dermaga pada umumnya.
Dermaga yang tak nampak dermaga seperti pada umumnya
Dengan beberapa barang donasi yang dibawa dari kota, kami mulai melangkah meninggalkan dermaga. Tak terlalu jauh dari dermaga kami sampai di lokasi sekolah SD Alue Keujrun. Dua bangunan berdiri berdampingan kontras terlihat, disebelah kanan bangunan berdinding kayu dan berlaskan tanah, sedangkan disebelah kiri bangunan berdinding semen kokoh berdiri. Kalau dilihat dari bangunannya, dulunya di SD tersebut hanya terdapat 3 lokal (ruang kelas), bangunan kokoh disampingnya itu baru berdiri beberapa tahun terakhir.
Halaman depan ruang kelas yang berdebu tak menyurutkan siang itu
Kami mulai bermain dibawah bendera yang sama "Indonesia"
Bernyanyi dengan khidmat "Indonesia Raya" diawal kegiatan, mempertebal rasa nasionalisme pada jiwa anak-anak terlebih pada diri kami sendiri. Dibawah teriknya panas matahari tak menyurutkan semangat anak-anak Sara Baru untuk mengikuti kegiatan. Kami bermain, berbagi cerita dan motivasi kepada anak-anak penuh semangat itu. Tak banyak jumlah mereka, dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 mungkin tak genap 40 orang. Didalam ruangan kami lebih banyak mengajak anak-anak Sara Baru berkomunikasi. Bertukar cerita dan mengedukasi bagaimana menjaga kelestarian hidup di sekelilingnya. Juga mencari tau seperti apa ikan kerling yang konon katanya ikan air tawar yang paling mahal dan enak yang hanya dapat ditemui di sekitar sungai Menggamat.
Dan kami mulai bermain bersama
Pak Ali Hanafiah yang tak sungkan ikut serta muridnya bermain "ular naga"
Pak Ali yang telah mengabdi di Sara Baru kurang lebih 18 tahun tak segan mengikuti kegiatan kami. Seolah kami ditunjukkan oleh beliau bahwa pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama, bukan kaum tua saja ataupun kaum muda saja. Rumah Pak Ali sebenarnya berada di Menggamat, bukanlah Sara Baru. Bersama sang Istri Pak Ali melakukan aktivitasnya menyusuri sungai Lawe Melang untuk datang kesekolah.
Inilah sosok Pak Ali Hanafiah
Jarak dan resiko yang besar, Pak Ali bersama istri dan beberapa guru lainnya memilih tinggal di rumah dinas yang terletak di sanping sekolah. Kadang seminggu berada di Sara Baru kemudian turun (istilah pulang kerumah) atau tergantung ketika ada urusan mendadak. Pak Ali dibantu oleh 8 orang Guru dan juga karyawan setiap harinya untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari di SD tersebut.
Kegiatan di dalam ruangan
Kegiatan pun usai, kami melangkah meninggalkan SD dan menuju ke dermaga. Anak-anak Sara Baru pun mengikuti kami ke dermaga. Mereka menghantarkan kami pulang di dermaga sembari bermain air, layaknya di taman bermain. Ya karena tempat itulah mereka biasanya bermain dan mencari ikan.
Bagi mereka inilah kolam renang tempat taman bermain yang paling mewah
Inilah video perjalanan kami dan kegiatan kami selama berada di SD Alue Keujrun, Sara Baru, Menggamat, Kabupaten Aceh Selatan.

Beberapa bulan setelah acara itu, di bulan Agustus kami sempat bertemu Pak Ali Hanifiah lagi, tepatnya di acara perpisahan guru SM-3T dan juga penerimaa Gurdacil (Guru Daerah Terpencil) Kabupaten Aceh Selatan. Kebetulan SD Alue Keujrun mendapatkan beberapa Guru bantu dan menurut info sejak saat itu telah dibuka SMP satu atap di Alue Keujrun Sara Baru. Info yang menyegarkan bagi kami karena anak-anak di Sara Baru tak perlu turun untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi setelah lulus dari SD.

Copyright © #ndesolicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com