“ditepian kota itu (p)enak”

17 January 2015

Banyunibo Tritis di Sekitar Candi Banyunibo

Memasuki musim penghujan di awal tahun menjadikan beberapa banyunibo atau air terjun kini semakin deras debitnya. Air terjun yang sifatnya musiman cocok kita datangi di musim penghujan belakangan ini seperti air terjun toundo dan air terjun di daerah Nglingseng yang belum lama ini saya kunjungi.
Tujuan mencari grojogan atau air terjun tersembunyi berikutnya adalah di daerah prambanan. Nama Air terjunnya adalah Tritis. Letaknya di daerah Cepit, Madurejo, Prambanan, Sleman yaitu di timur candi Banyunibo. Banyunibo lebih familiar diperuntukan untuk nama air terjun, tapi kok ya malah nama candi. Apa mungkin nama tersebut berasal dari curug banyunibo yang berada disekitarnya?
Minggu, 11 Januari 2014 bersama “PAGOB” atau Piyungan satu Gowes Blusukan #07 mencoba mencari keberadaaan air terjun tersebut. Piyungan satu merupakan almamater Sekolah SMP kami, yaitu SMP 1 Piyungan, sedangkan #07 adalah angkatan kami lulus. Spot tersembunyi ini kami tahu dari teman kami juga, yaitu mbak vivi sama-sama pengiat sepeda yang kebetulan juga rumahnya tak jauh dari situ. Berawal dari posting foto di group wasap, akhirnya pada hari minggu tersebut kesampaian juga Pagob edisi kedua terlaksana. Titik pertemuan adalah di perempatan Jlatren, berubah dari rencana awalnya yang mau ketemuan di SMP bagi trah selatan. Ketiga orang orang tersebut adalah adalah IlyasSidik dan Ninda.
Akses ke Candi Banyunibo melewati jalan Piyungan-Prambanan, nah dari pintu masuk Ratu Boko masih ke selatan nanti nemu pertigaan. Jalur terbut bisa juga menuju pintu masuk dari belakang kawasan Ratu Boko. Kalau sudah menemui Gapura hijau seperti foto dibawah ambil kanan (ada plakat penunjuk jalan).
Gapura selamat datang di Dusun Cepit
Candi Banyunibo
Ujung pertigaan masuk gapura Dusun Cepit
Jembatan ini belok kanan, masuk "mbulak tebu"
Menemui adek-adek yang mancing di bawah jembatan
Bagi saya sepedaan minggu pagi tersebut seperti ra due kesel, lha di hari sabtunya saja sudah sepedaan ke curug nglingseng sampai kesasaran ke hutan pinus dlingo juga. Berbekal ancer-ancer, kami berempat sampai pada di dasar air terjun. Nah untuk menuju ke air terjun tritis, dari gapura Candi Banyunibo tersebut lurus saja, nanti akan menemui pertigaan lapangan Voli, di pertigaan tersebut ambil kanan. Di ujung jalan yang letaknya pinggir lapangan voli ini sudah ada plang penunjuk jalannya kok, ikuti palng saja nanti akan berujung pada jembatan. Di ujung jembatan ambil arah kanan masuk "mbulak tebu" atau kebun tebu, ikuti jalan setapak. Ditengah mbulak tebu nanti akan menemui jalan persimpangan, ambil yang arah kiri, pokoknya ikuti saja sungai di pinggir mbulak tebu tersebut maka akan berujung pada tempat dimana kami menaruh sepeda. Nah dari tempat tersebut sudah terdengar gemuruh air, sekitar 20 meter jalan kaki, akhirnya sampai pada dasar air terjun.
Mentok sampai disini bisa dikayuh, selebihnya digotong kalau mau sampai di dasar air terjun
Harus melewati bebatuan yang licin untuk sampai di air terjun seberang yang sudah kelihatan
Air terjun Tritis dibalik bebatuan Dusun Cepit
Harus mbopong sepeda jikalau ingin dipajang seperti ini
Dari jelajah dua tempat yang telah dikunjungi dalam dua hari ada hal yang kurang pas saat saya mengunjungi tempat tersebut yaitu debit air yang jatuh baik di curug Nglingseng dan curug Tritis kurang deras. Perlu diketahui kedua curug tersebut didatangi ketika beberapa hari tidak hujan melainkan cuaca beberapa hari sebelum didatangi adalah cerah berawan.

1 comment:

Copyright © #ndesolicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com