“ditepian kota itu (p)enak”

15 January 2015

Diantara Bebatuan Air Terjun Nglingseng Imogiri

Musim penghujan yang telah tiba layaknya menjadi obat yang ditunggu-tunggu sebagian orang yang doyan berpetualang mencari grojogan banyu tibo atau air terjun. Seperti contoh air terjun atau curug Tuondo yang berada tak jauh dari tempat tinggal saya kini mulai ramai di datangi oleh wisatawan. Warga dan pemuda sekitar Air terjun Toundo atau Watu ondo kini mulai mempersiapkan tempat untuk menjamu para tamu, terlihat yang sudah di pasangi banner penunjuk jalan, padahal sewaktu saya mengunjungi tempat tersebut belum ada petunjuk satu pun.
Air terjun musiman lainnya adalah air terjun di daerah Nglinseng Imogiri. Berbekal dari informasi akun @zamzammumtaz di instagram, Sabtu 10 Januari bersama immas dan bestson kurang kerjaan mancal sepeda ke air terjun tersebut akan dimulai. Dari akun tersebut diarahkan untuk lewat jalan imogiri timur, melewati SMA Negeri 1 Imogiri ke timur dan sampai menemui patung petruk belok kanan. Awalnya ada beberapa destinasi yang ingin di datangi, tapi akhirnya memilih destinasi ini karena jika melihat informasi tersebut bayangan jalan yang dilalui tidak begitu menanjak. Destinasi ini di pilih juga melihat keadaan immas, dia lagi dilanda masuk angin, hehe (ternyata terulang lagi, masuk angin tapi tetap nyepeda setelah dulu pernah masuk angin juga sewaktu nyepeda ke embung nglanggeran).
Tak sederas saat musim penghujan
Air terjun Nglinseng ini berada pada koordinat 7°54'55.4"S 110°25'48.7"E. Rute untuk ke air terjun Nglingseng Imogiri ini setelah melewati patung petruk dan belok kanan, terus saja nanti akan melewati tanjakan demi tanjakan. Awalnya sih tidak begitu berat, tapi kok tanjakannya nggak habis-habis. Air Terjun ini, kalau tanya warga jawabannya banyu nibo, karena Nglinseng itu merupakan nama daerahnya. Ikuti jalan aspal saja, patokannya adalah rumah di kiri jalan yang menanjak, dan di kanan jalan ada tumpukan kayu. Nah masuk jalan gang tepat di bawah rumah tersebut.
Sanggar Wayang "Sabar" akan di temui setelah ambil kanan di patung petruk
Ikuti saja jalan tersebut, nanti akan sampai pada rumah seperti foto dibawah ini, titipkan saja sepeda anda di rumah tersebut. Untuk ke lokasi air terjun, melewati jalan setapak di samping rumah warga tersebut. Lumayan dekat dengan rumah tadi, ikuti saja paralon yang menyusuri jalan setapak, nanti akan sampai pada air terjun. Nampaknya perjalanan berat tak sepadan dengan air terjun yang didapat, karena debit air terjun yang kecil.
Ujung jalan adalah rumah ini, tempat nitip sepeda
Aliran air tingkat bawah
Inilah air terjun banyunibo Nglinseng Imogiri yang dimaksud
Debitnya saja yang kecil, orangnya besar haha
Selama perjalanan, akan menjumpai pemandangan yang menawan. Selain pemandangan, juga ada grojogan air yang lumayan deras menyusuri bebatuan tak jauh dari gang setelah masuk tadi.
Pemandangan yang tersaji begitu menawan
Grojogan di pinggir jalan
Setelah dirasa cukup, kemudian melanjutkan perjalanan, menurut warga sekitar jika di persimpangan tadi lurus terus akan sampai Pleret. Setelah melewati jalan demi jalan dan tanjakan, sampai pada perempatan, setelah tanya warga di perempatan ini kalau lurus nanti akan sampai pathuk/wonosari, kalau ambil kiri akan lewat Pathuk-Dlingo-Pleret rute Cino mati dan kalau ambil kanan akan melewati Imogiri. Ohhh..ternyata yang dimaksud Pleret itu rute cino mati, semakin bingung harus memlih yang mana, antar rute yang paling singkat karena perut sudah tak bersahabat.
Ketika perjalanan pulang pun harus disuguhi seperti ini
Masih Tanjakan yagn dihadapi
Tapi juga menemui yang seperti ini hehe
Akhirnya memberanikan diri menuruni cino mati, tanjakan yang mak jegagik. Kalau kemarin sudah merasakan nuntun di cino mati saat mau ke pinus Dlingo, saatnya merasakan menuruni tanjakan cino mati hehe.. Nah di tengah perjalanan pulang mampir dulu di pinus sekitar bukit mbecici yang sekarang juga lagi ngehits, spot baru untuk melihat keindahan alam dari dataran tinggi.
Seolah di eropa kalau kata bestson
Meskipun menuruni cino mati, tapi juga dituntun, hehe terlalu ekstrem. Takutnya diskbrake terlalu panas, ditengah tanjakan yang curam akhirnya dituntun juga, padahal juga turunan kok dituntun hehe
Setelah sampai Wonolelo, dilanjutkan mencari Soto karena perut sedari pagi yang belum di isi dan sudah tak bersahabat.  Akhirnya rehat nyoto di Pleret, utara kantor Pos Pleret, dari tempat ini kami melanjutkan perjalanan ke utara, untuk kembali ke tempat masing-masing.

6 comments:

  1. rute jalannya sedikit membingungkan (doh)
    penasaran kalau malam hari hujan deras.mungkin debitnya tinggi

    ReplyDelete
    Replies
    1. lumayan lah hehe. patokannya nyari jalan imogiri timur, setelah jembatan besi karangsemut ambil kiri arah pucung, nanti ada patung petruk belok kanan. nah ikuti saja petunjuk selanjutnya hehe

      Delete
    2. siaap mas..saya coba blusuk2 sik nanti

      Delete
  2. wah ternyata ini yg bakal juga Hit

    ReplyDelete
  3. wah ternyata ini yg bakal juga Hit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin bisa juga mas, tapi jalannya cukup ndelik hehe

      Delete

Copyright © #ndesolicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com