“ditepian kota itu (p)enak”

24 December 2013

Ketemu Juga Sekar Langit meeen

Minggu 22 desember 2013 tepat dengan suasana musim penghujan yang tidak bisa diperkirakan begitu saja turunnya hujan kamu mempunyai hajat besar, nyari bidadari meen. Jauh jauh hari merencanakan blusukan nyari curug pun telah terjadwal, bersama apri, hendi, hendri, imas, pakdhe, singgih dan topik. Tujuan blusukan ini adalah ke curug sekarlangit, yang berada di daerah grabag, magelang.
Rencana ngumpul jam 7 pun ngaret, yo biasa, nek gak pake ngaret ki malah do gumun, aku we yo ngaret haha :D. Yang dapet onta di tempat ngumpul pastinya mereka semua kecuali aku singgih dan topik. Maklumlah omahku wetan dewe, dan singgih dan topik trah kulon (wates dan sekitarnya) jadi nunggu ketemuan di daerah jembatan muntilan. Tepat jam 8.30 kami mulai menguntir gas meninggalkan kota jogja. Sampai di tempat ketemuan trah kulon sekitar pukul 10, ternyata mereka ngapusi, gara gara kata otw yang bisanya disalah artikan oke tunggu wae, mereka berdua masih asik dirumah, kene wis tekan magelang padahal, woo lha nunggu 1 jam.
Berbekal dengan penasaran air terjun yang dilegendakan sebagai cerita joko tarup kami mulai ekspedisi blusukan. Arah rute yang kami ambil adalah tuku bensin sik di pom magelang,mbuh daerah e ngendi haha. Kami berbekal gps maps mobile ala kadarnya dan nama daerah dusun dalangan, desa pandeyan kecamatan ngablag, grabag magelang. Daripada tanya air terjunnya gak pada tau mendingan tanya alamat meen, ini sudah teruji dan terbukti :D
Dari pom tersebut (pom bar jembatan munthilan pokoke, kiri jalan) kami arahkan motor kami menuju magelang dan menuju arah kopeng. Sampai di pertigaan (arah kopeng) ambil kanan. Dan ternyata si hendi dan apri kecer dari rombongan, mereka berdua malah ambil jalan arah lurus ke kota. Singkat cerita wis ketemu wae ngono ya mereka, sui masalahe, ngenteni 30 menitan mereka sampai di pertigaan arah kopeng. Maklum mereka ber-karisedenan BG (Plaat motor) asal Palembang lho ndess. Dari pertigaan arah kopeng tersebut, silahkan nurut jalan berliku liku aja sampai ke daerah pakis, emm belasan kilo meter kalo gak salah dari pertigaan tersebut.
Pertigaan arah kopeng

Dan sampailah didaerah pakis, rehat sholat dulu, berhubung jam juga sudah masuk waktu dhuhur, sambil ngetus mantel, lha udane rodo awet. Berbekal instruksi bapak yang ditemui di pom magelang tadi, “kalo sudah ketemu daerah pakis, silahkan menuju ke pasar ngablag dulu mas, terus tanya ke darah dalangan, desa pandeyan”. Oke pak, saya ingat pesan anda, disekitar masjid kami tanya, dan pasar ngablag yang kami cari kurang lebih 4 km lagi. Jalan yang berliku dan licin adalah tantangan tersendiri ketika menaiki dan menuruni setiap tikungan. Yang biasanya nikung,pasti wis ahli, nikung pacare?yo mbuh nek kui hhaha. Akhirnya sampai dipasar ngablag, “malu bertanya sesat dijalan” itu pathokan wong jowo meen, ojo isin takon, wis bakale ketemu :D . Hasil yang didapat, dari pasar tersebut sekita 500 meter akan menemui gapura selamat jalan magelang silahkan ambil kiri, jalan gang masuk kampung. Oh meen, pemandangannya encees, seperti gambar waktu SD dulu, kita menggambar gunung 2 dan di tengahnya ada jalannya, realita ternyata. Karena takjubnya dengan pemandangan, terceletuk kata “jalan jalan meen” seperti acara di sebuah tivi. Itu lho acara yang awalnya cuma di yutub tapi terus ada stasiun tivi yang mau menyiarkannya.

Masjid didaerah Pakis

Jalannya naik-naik kepuncak gunung 

Disuguhi pemandagan seperti ini dikanan dan kiri jalan

Pemandangan yang begitu indah dan perkebunan kobis menghiasi di kanan kiri jalan, para petani sedang memanen kobis dan ada sebagian yang menaikkan ke truk. Tak terasa sampai pada pertigaan, daripada kesasar mending tanya,hhaha alesan iki :p dan desa dalangan ternyata masih 7 km lagi, acer-acernya menemui mie ayam ceker. Oke semangat jalan jalan meeen, joko tarub meen, dapet jodo bidadari meeen :p . Singkat perjalanan, mie ayam tersebut ketemu bersandingan dengan plakat obyek wisata air terjun sekar langit.
sejenis tugu pathokan, sudah sampai di kawasan wisata

Tiket masuk dan parkir ber 8 itu 40 rb, jadi per orang HTM 4 rb dan parkit 2rb, nek ra salah lhoo haha. Dan gapura pun telah menyambut kami, jalan setapak bercorblok kami lewati, jalan jalan meeeen. Ternyata banyak pasangan yang sedang tadabur alam, apa cewek itu bidadari?ahh semoga saya juga dapet bidadari ditempat ini hhaha.

Gapura tiket masuk
akses jalan yang sudah cor blok
walau sedikit ada tanjakan meeen..

Jembatan meen, itu jembatan yang bisanya buat njemur selendang bidadari meen?sepertinya sudah dekat dengan air terjunnya. Dannn….jebreeet meeenn

seperti cover album boy bend meen :D

yaaak ini...

Konon disini joko tarup mengintip bidadari dan mengambil selendang bidadari tersebut, tapi mana bidadarinya?ooh bidadarinya sudah di pegangi pasangannya masing masing ditempat itu (do pacaran) haha.
yaaak ini...sekar langit meeen

Terima kasih teruntuk imas yang telah mentraktir tiket masuk dan makan mie ayam ceker, meskipun cekernya habis. Setelah dirasa cukup akhirnya kami mulai melangkah kembali kejogja, rute yang kami ambil berbeda dengan rute pada saat berangkat, rute ini mengambil arah secang. Jalan lebih cepet lewat secang, tapi secara pemandangan asik melewati arah kopeng-pakis.



Banyak hal yang bisa saya petik dari blusukan kali ini, tsahhh haha. Alam menyimpan sejuta keindahan yang kita tak ketahui tempatnya. Jalan jalan meeeen.... :D

2 comments:

Copyright © #ndesolicious | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com