Kisah ini adalah lanjutan dari petualangan ke
Kedung Tolok Siluk pada hari Minggu, 26 April 2015 silam. Awalnya kami hanya ingin melewati Jembatan Selopamioro Imogiri saja saat perjalanan pulang, tapi malah ketemu plang penunjuk air terjun. Tak ayal rasa gelisah ingin tahu seberapa
epic air terjun tersebut yang membuat kami memilih memutar arah sepeda. Ada hal yang berbeda di sepanjang rute ke Jembatan Selopamioro Imogiri, kalau dulu waktu berkunjung ke jembatan tersebut masih sepi-sepi saja, sekarang berbeda. Lebih ramai dengan lapak warung yang menjual pernak-pernik watu alam alias cikal bakal watu akik. Kemungkinan batu-batu tersebut dicari dari sekitar sungai oya yang melintasi daerah Jembatan Selopamioro. Suasananya pun juga sudah ramai, berbeda dengan tahun 2013 silam saat ke empat kawula muda yang pertama kalinya
bersepeda jauh ke jembatan selopamioro imogiri.
|
Petunjuk kuning di pinggir jalan, awal mula bertambahnya rasa penasaran |
Penasaran dengan plang petunjuk berwarna kuning di pinggir jalan, membuat kami membelokkan arah sepeda. Tujuannya mencari kemana petunjuk berwarna kuning tersebut berakhir. Sebenaranya kegelisahan sudah kami rasakan ketika memandang pegunugan, sekilas terlihat air yang jatuh dari pegunungan dengan debit air yang cukup lumayan.
Rute ke lokasi cukup mudah dijangkau, rutenya adalah sejalan kalau ingin menyinggahi Jembatan Selopamioro Imogiri. Saat di pertigaan arah SD Kedungmiri sudah disambut plang petunjuk air terjun berwarna kuning. ikuti saja. SD kedungmiri terus saja, nanti dipojok jalan ada pos ronda dan juga ada plang jalan yang terlihat dari jalan. Air terjun Watulawang ini terletak di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri. Secara koordinat GPS, lokasi air terjun ini berada di 7°56'29.4"S 110°25'05.6"E .
|
penunjuk kuning, ikuti saja alurnya hehe |
|
end point, setelah itu harus jalan kaki |
Sampai diakhir rumah tersebut sepeda harus dititipkan, setelah itu jalan kaki menembus pegunungan. Kurang lebih 500 meter jalan sudah sampai ke dasar air terjun. Nama air terjunnya apa ya?malah lupa belum kesebut?hehe.
Lhawong nama air terjun pun baru kami tahu ketika sudah berada didasar air terjun, karena di plang jalan kuning tadi tidak terdapat nama air terjun.
|
Plang yang masih baru, dibuat oleh Hima salah satu kampus di jogja |
|
Jalan berundak menuju lokasi |
Aksesnya lumayan cukup licin dan berundak, ya wajar saja karena membelah hutan, apalagi kalau malamnya hujan, harus hati-hati. Sampai didasar air terjun yang tingginya kurang lebih 20 meter tersebut, seolah kami tidak percaya.
"Ketoke dudu iki deh son, kok bedo yo". Sambil
eyel-eyelan, kami pasrah saja seolah menerima rasa penasaran yang semula menghinggapi kami. Menurut Tulisan yang ada di sekitar air terjun, asal mula penamaan Watulawang dikarenakan air terjun tersebut menempel kokoh pada batu alam dibelakangnya yang berada di gunung watulawang.
|
Aliran anak sungai yang mengalir dibawah gunung |
|
Sekilas info mengenai air terjun Watulawang |
|
Inilah air terjun Watulawang |
|
Debit yang cukup, dengan air yang agak keruh |
Waktu perjalanan turun, ketemu dengan simbah-simbah yang mencari kayu bakar, sempat bertanya apa cuma grojogan itu saja. ternyata beliau menjawab
"nggih namung niku mawon grojogan inkang kerep dituweni mas" (ya cuma itu saja air terjun yang kerap dikunjungi mas). Ya wes, oke..hehe
|
Tujuan sebenarnya adalah ke jembatan Selopamioro |
|
Keramaian sekitar jembatan, berbeda dengan waktu pertama kali dikunjungi |
|
Sedang transaksi batu akik |
Saat perjalanan pulang, mencoba mengambil gambar ke salah satu lapak penjual batu akik, dengan sedikit basa-basi meminta ijin memoto lapak tersebut. Respon pemilik lapak sih malah seneng, bapaknya bilang
"Difotoke mas, terus di internet yo? (Difoto ya mas, terus masukan di internet). Ya pak...lha ini sudah masuk internet pak hehe..
|
Salah satu lapak yang berada di pinggir jalan akses ke jembatan selopamioro |
|
Tersusun rapi dengan jenis masing-masing |