Setiap daerah mempunyai tradisi dan budayanya sendiri. Tak terkecuali dengan kota
Aceh Selatan.
Banyak hal baru yang saya temui ditempat ini, terlebih masalah budaya dan adat
istiadatnya. Ada yang mirip ritualnya tetapi beda namanya, bahkan ada yang berbeda sama
sekali. Sebagai contoh prosesi penyembelihan hewan kurban yang telah saya
posting sebelumnya.
Para Teungku, tokoh agama dan pemangku adat sedang berdoa di makam sesepuh desa |
Hari kemarin, Rabu 9 Desember, kalau kota lainnya sedang sibuk dengan Pilkada serentak, di aceh selatan justru serasa hari
keluarga. Aceh salah satu daerah khusus keistimewaan sehingga tak melaksanakan
Pilkada. Kegiatan ini bukan piknik, melainkan tradisi "makmegang",
sebuah tradisi tolak bala warga aceh. Tradisi ini jatuh pada hari rabu terakhir
dibulan sapar. Kalau dijawa disebut "rabu pungkasan". Teungku (Kyai) memimpin doa yang dilaksanakan di
pinggir pantai karena kebetulan makam "sesepuh” warga Lhok Aman Kecamatan Meukek berada di
pinggir pantai.
Sebagian anak anak asik bermain di pantai pada saat makmegang |
Acara doa pada tradisi ini
adalah dilakukan oleh teungku, tokoh agama dan pemangku adat setempat, ada juga
sebagian warga yang mengikuti acara doa. Sehingga,
Warga desa Lhok Aman silih berganti datang ke pinggir
pasie (pantai) Lhok Aman karena tidak
terikat harus wajib mengikuti prosesi ritual doa.